NIKEL.CO.ID, 17 MEI 2023 – Sekretaris Perusahaan PT Trimegah Bangun Persada Tbk, (TBP) dan anak usaha lainnya dari Harita Group yang memiliki kode di bursa saham NCKL, Franssoka Yunus Sumarwi, menyampaikan Harita Group mampu meraih laba bersih sebesar Rp4,7 triliun dalam pembukuan laba bersih tahun 2022.
“Laba bersih entitas induk naik berasal dari adanya kenaikan laba entitas asosiasi sebesar Rp2,9 triliun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp715 miliar dan adanya kenaikan pendapatan usaha di tahun 2022 sebesar 16,3% menjadi Rp9,6 triliun dibandingkan dengan Rp8,2 triliun di tahun 2021,” ujar Franssoka dalam keterangan pers yang diterima nikel.co.id, Rabu (17/5/2023).
Menurutnya, peningkatan pendapatan laba bersih perusahaan dalam pembukuan 2022 terjadi terutama didorong oleh adanya peningkatan volume di perusahaan dan entitas anak usaha Harita.
Hal ini tercermin dari rasio biaya operasi ke pendapatan perusahaan di tahun 2022 berhasil diturunkan dari 11,590% menjadi 7,2%.
“Dengan biaya operasi sebesar Rp947,0 miliar turun menjadi Rp691,7 miliar di tahun 2022,” ujarnya.
Dia juga menuturkan, kenaikan laba juga terjadi pada entitas group Harita dari Rp715 miliar menjadi Rp2,9 triliun sepanjang 12 bulan untuk periode 2022. Sedangkan pada periode 2021 laba bersih dari entitas group harita didapat hanya dari kuartal terakhir.
“Sedangkan laba periode berjalan naik 121,0% menjadi Rp4,6 triliun dari Rp2,1 triliun di tahun sebelumnya,” tuturnya.
Franssoka juga menguraikan, dalam mendukung program pemerintah untuk memajukan industri nikel dari hulu ke hilir, perusahaan akan terus melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
“Perusahaan juga akan terus menjaga posisi keuangan yang sehat dan kuat untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja ke depan,” urainya.
Dia juga menambahkan, untuk menjaga stabilitas keuangan yang sehat maka perusahaan akan terus bekerja sama dengan para mitra yang dapat melakukan transfer teknologi.
“Dan membantu dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang ada di perusahaan,” tambahnya.
Sementara, Franssoka menjelaskan, terkait lini produksi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), menurutnya perusahaan mempunyai entitas anak yang sudah melakukan produksi yaitu PT Megah Surya Pertiwi (MSP) yang memiliki kapasitas produksi 25 ribu metal ton per tahun.
Sedangkan entitas anak perusahaan lainnya, yaitu PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), pada akhir tahun 2022 telah menyelesaikan pembangunan dua lini produksi dari total delapan lini produksi yang sedang dibangun.
“Total kapasitas produksi HJF adalah sebesar 95 ribu metal ton per tahun dan diperkirakan pekerjaan konstruksi akan selesai di pertengahan tahun 2023, sesuai dengan rencana yang di targetkan sebelumnya,” jelasnya.
Kemudian, dia menuturkan, dari lini produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL), perusahaan telah menyelesaikan lini ke tiga produksi PT Halmahera Persada Lygend dan sedang memasuki masa ramping up.
“Sehingga total kapasitas produksi MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) akan naik menjadi 55 ribu metal ton per tahun di pertengahan tahun 2023,” tuturnya.
Ia mengatakan, perusahaan saat ini sedang dalam tahap akhir pembangunan fasilitas produksi Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat yang diperkirakan akan selesai di awal kuartal dua tahun 2023.
“Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat merupakan salah satu bahan baku utama untuk pembuatan prekursor yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik,” katanya.
Franssoka juga menerangkan dari sisi keberlanjutan, perusahaan akan terus memiliki komitmen untuk melakukan integrasi berkelanjutan di dalam proses bisnis, keterlibatan dan pembangunan masyarakat setempat, serta lingkungan.
“Lima area utama yang menjadi fokus di dalam program komunitas Perseroan adalah kesehatan, edukasi, ekonomi, sosial dan infrastruktur,” terangnya. (Shiddiq)