Beranda Ekonomi Resmi Melantai di Bursa, Hillcon Akan Pacu Pendapatan dari Nikel

Resmi Melantai di Bursa, Hillcon Akan Pacu Pendapatan dari Nikel

381
0
Jajaran direksi PT Hillcon Tbk (HILL) di sela acara mencatatkan persesoan melantai di Bursa Efek Indonesia.

NIKEL.CO.ID, 3 Maret 2023- PT Hillcon Tbk (Perseroan ), secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham HILL, Rabu (1/3/2023). Dari harga penawaran sebesar Rp 1.250 per saham, perseroan menargetkan laba bersih Rp700 hingga Rp800 miliar tahun ini. Sedangkan untuk pendapatan, perseroan menargetkan sebesar Rp6 triliun.

Perolehan dana dari IPO akan digunakan untuk mendukung perkembangan bisnis entitas anak perusahaan perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS). Rinciannya, sebesar 55% untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Sisanya 45% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS yaitu berupa alat berat (main Fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Melansir laporan keuangan, laba bersih perseroan hingga September tahun 2022 tercatat sebesar Rp205,11 miliar, sementara pendapatan HILL tercatat sebesar Rp2,17 triliun.

Direktur Keuangan HILL, Jaya Angdika menyampaikan, strategi untuk mencapai target tersebut tentu saja dari kontrak yang sedang berjalan,  ada juga dari pipeline kontrak baru, serta pembangunan infrastruktur yang sedang dibangun perseroan.

Jaya menyebut, saat ini terdapat tiga kontrak baru yang berada dalam pipeline perseroan. Melalui tiga kontrak tersebut, perseroan juga menargetkan peningkatan produksi nikel menjadi 15 juta wet metric ton (wmt) hingga akhir tahun ini, naik dari realisasi  produksi akhir tahun lalu yang sebesar 9 juta wmt.

“Pendapatan perseroan tahun ini masih akan didominasi oleh segmen pertambangan batu bara dengan kontribusi sebesar 55%. Hal itu dikarenakan nilai kontrak batu bara masih cukup besar,” kata Jaya di BEI, Rabu (1/3/2023). .

Ia mengutarakan, perseroan terus berupaya untuk meningkatkan produksi nikel ke depannya, sehingga pendapatan akan didominasi oleh segmen pertambangan nikel. Perseroan pun optimistis hal itu akan tercapai karena industri pertambangan nikel masih memiliki prospek yang cerah jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Komoditas nikel juga tidak terdampak signifikan oleh adanya volatilitas harga komoditas.

“Nikel sangat unik karena kita tidak ekspor, jualnya ke smelter, smelternya juga tetangga. Jadi biaya produksinya sangat rendah. Makanya permintaan nikel ore akan tetap tinggi,” kata Jaya optimistis.

Perseroan yang berdiri tahun 1995 ini tengah menggarap delapan proyek pertambangan antara lain, Site Sebuku Tanjung Coal (STC) di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kemudian, Bendungan Lolak, di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dan Weda Bay Nickel di Halmahera, Maluku Utara. (Rif)

Artikulli paraprakSugeng Mujiyanto Menjadi Kepala Badan Geologi, APNI Ucapkan Selamat dan Sukses
Artikulli tjetërCEO PBN Perkenalkan Produk Material Baterai Listrik Seri NMC 622