
NIKEL.CO.ID, 5 MEI 2023-Kontribusi ekspor sektor pertambangan pada Januari-Maret 2023 terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup signifikan.
Kementerian Perdagangan menyampaikan kinerja ekspor sektor pertambangan selama Januari-Maret 2023. Ekspor sektor pertambangan berkontribusi terhadap 21,30% terhadap total ekspor Indonesia. Nilai ekspor sektor pertambangan pada triwulan I 2023 diperkirakan mencapai US$ 14,31 miliar, tumbuh 28,14% YoY.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Dr Kasan mengatakan, di tengah risiko pelemahan ekonomi dunia, sektor pertambangan tetap mampu tumbuh positif, meskipun mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena turunnya harga komoditas dunia.
Sementara nilai ekspor sektor pertambangan berdasarkan produk, disampaikan Kasan, ditopang oleh ekspor batu bara, konsentrat tembaga dan bijih, serta konsentrat aluminium (bauksit yang dicuci).
“Ketiga produk tersebut memiliki pangsa sebesar 99,52 persen terhadap total ekspor sektor pertambangan,” kata Kasan kepada nikel.co.id, Jumat (5/5/2023).
Ia menambahkan, secara volume, ekspor sektor pertambangan ditopang oleh ekspor batu bara, yakni sebesar 95,58 persen.
Bea Keluar
Pemerintah Indonesia telah menetapkan bea keluar (BK) untuk ekspor produk pertambangan. Mayoritas produk pertambangan yang dikenakan BK pada periode Maret 2023 mengalami peningkatan harga dibandingkan periode Februari 2023.
Peningkatan harga ini dikarenakan meningkatnya permintaan komoditas pertambangan tersebut di pasar dunia hingga awal tahun 2023, yang sampai saat ini masih mempengaruhi analisis penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan BK untuk periode Maret 2023.
Ketentuan HPE periode Maret 2023 ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor544 Tahun 2023 tanggal 28 Februari 2023 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar.
“Mayoritas komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar mengalami peningkatan harga dibandingkan periode sebelumnya. Komoditas yang mengalami peningkatan harga, yakni konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat seng, konsentrat pasir besi, konsentrat ilmenit, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso, melalui siaran pers resminya.
Sedangkan komoditasyang mengalami penurunan harga, disebutkan Budi, yaitu konsentrat mangan, konsentrat timbal, dan konsentrat rutil. Sementara untuk pellet konsentrat pasir besi masih tetap tidak mengalami perubahan sebagaimana biasanya.
Produk pertambangan yang mengalami peningkatan harga rata-rata pada periode Maret 2023, yaitu konsentrat tembaga (Cu≥15%) dengan harga rata-rata sebesar US$ 3.362,84 per wet ton atau naik sebesar 3,32%, konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe ≥ 62% dan ≤ 1%TiO2) dengan harga rata-rata sebesar US$ 108,84 per wet ton atau naik sebesar 7,56%, konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe ≥ 50% dan (Al2O3+ SiO2) ≥ 10%) dengan harga rata-rata sebesar US$ 55,62 per wet ton atau naik sebesar 7,56%.
Kemudian, konsentrat seng (Zn ≥ 51%) dengan harga rata-rata sebesar US$ 956,29 per wet ton atau naik sebesar 4,64%, konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 56%) dengan harga rata-rata sebesar US$ 64,99 per wet ton atau naik sebesar 7,56%, konsentrat ilmenit (TiO2≥ 45%) dengan harga rata-rata US$ 479,68 per wet ton atau naik sebesar1,07%, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3≥ 42%) dengan harga rata-rata sebesarUS$ 33,77 per wet ton atau naik sebesar 4,19%.
Budi melanjutkan, produk pertambangan yang mengalami penurunan harga rata-rata pada periode Maret 2023, yaitu konsentrat mangan (Mn ≥ 49%) dengan harga rata-rata US$ 215,24 per wet ton atau turun sebesar 1,72%, konsentrat timbal (Pb ≥ 56%) dengan harga rata-rata sebesar US$ 870,37 per wet ton atau turun sebesar 7,69%, dan konsentrat rutil (TiO2 ≥ 90%) dengan harga rata-rata US$ 1.392,34 per wet ton atau turun sebesar 0,04%.
Sementara itu, komoditas produk pertambangan pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetitilmenit) (Fe ≥ 54%) dengan harga rata-rata USD 117,98/WE masih tetap tidak mengalami perubahan.
Budi menuturkan, penetapan HPE produk pertambangan periode Maret 2023 ini dilakukan dengan terlebih dahulu meminta masukan atau usulan tertulis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku instansi teknis terkait. Kementerian ESDM kemudian memberikan usulan dengan perhitungan yang didasarkan pada data perkembangan harga yang diperoleh dari Asian Metal, Iron Ore Fine Australian, dan London Metal Exchange (LME).
“Selanjutnya HPE ditetapkan setelah dilaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait, antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,” jelasnya. (Syarif)