NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengaku saat ini perusahaannya hanya berfokus pada mineral yang mendukung pada ekosistem baterai kendaraan listrik.
Untuk itu, MIND ID menyatakan tidak ingin mengambil alih semua komoditas mineral strategis dan kritis yang ada di tanah air.
Dilo Seno menjelaskan bahwa MIND ID saat ini sudah memiliki roadmap pengelolaan mineral strategis dan kristis di Indonesia.
“Kita gak mau mineral strategis semua kita kuasai, hanya yang penting dan mendukung ekosistem EV battery,” ujarnya dikutip nikel.co.id, melalui CNBC Indonesia, Senin (24/6/2024).
Diketahui, Indonesia saat ini menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia. Indonesia memproduksi nikel sebesar 40%.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat saat ini secara keseluruhan cadangan nikel baik jenis nikel kadar tinggi atau saprolit dan nikel kadar rendah atau limonit terkira sebesar 5,2 miliar ton.
Dari cadangan nikel yang terhitung mencapai 5 miliar ton tersebut, sebanyak 3,5 miliar ton merupakan cadangan bijih nikel kadar tinggi atau saprolit dan 1,5 miliar ton merupakan cadangan bijih nikel kadar rendah atau limonit.
Sumber cadangan nikel di Indonesia paling banyak tersimpan di wilayah Sulawesi. Adapun, Indonesia masih memiliki sumber daya nikel sekitar 17 miliar ton di luar green area yang belum dieksplorasi.
Selain itu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk “Peluang Investasi Nikel Indonesia”, Indonesia disebut memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.
Data tersebut merupakan hasil olahan data dari United States Geological Survey (USGS) Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.
Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, di mana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton. (Lili Handayani)