NIKEL.CO.ID, 10 Oktober 2022 – Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dioksida (Co2) di tahun 2030 hingga 26 persen dengan usaha sendiri di tahun 2020 dan 30 persen di tahun 2030. Pengurangan emisi Co2 difokuskan pada dua sektor, yaitu kehutanan dan energi maupun transportasi. Untuk sektor energi dan transportasi ditargetkan pengurangan sebanyak 300 juta ton Co2 akan tercapai tahun 2030.
Bertepatan dengan kegiatan 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang dilansir dari IG DPR RI, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Achmad Hafisz Thohir mengapresiasi penggunaan mobil listrik dalam melayani delegasi di Forum P20.
Menurutnya hal itu menunjukkan kepada dunia tentang komitmen DPR bahwa Indonesia telah menerapkan ekonomi hijau, melalui mobil listrik yang berbasis nol emisi alias bebas emisi.
“Saya sangat mengapresiasi penggunaan mobil listrik untuk melayani tamu dan delegasi peserta forum P20. Ini menunjukkan kepada dunia bahwa negara kita berkomitmen untuk hidup ekonomi hijau, melalui mobil listrik berbasis nol emisi,” kata Hafisz di tengah acara Rapat Bilateral DPR RI dengan DPR Amerika Serikat dalam forum P20, Senayan, Jakarta.
Menurut Hafisz, penggunaan mobil listrik dalam ajang P20 menjadi pemicu bahwa Indonesia benar-benar bisa melakukan transformasi kendaraan listrik, karena mobil listrik itu sama sekali tidak berteknologi tinggi. Namun secara perlahan masyarakat Indonesia ke depan bisa melakukan transformasi teknologi.
“Secara teknis tidak ada ilmu yang terlalu sulit untuk kita bisa melakukan teknologi seperti mobil listrik ini. Kita memiliki berbagai universitas besar, ada ITB, ITS, UI, dan sebagainya. Saya kira jika kita melakukan upaya ini dan pemerintah juga menginginkannya, lalu segera lakukan transformasi energi mobil dari energi fosil menjadi energi listrik saya kira ini pasti tidak bisa lama, cukup 1-2 tahun saja,” ujar Politisi Fraksi PAN.
Seperti diketahui, dalam kegiatan 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) pada Rabu hingga Jumat (5-7/10/2022) lalu di Jakarta panitia penyelenggara telah menyediakan 55 unit Hyundai Ionic 5, kendaraan listrik yang merupakan dukungan dari PT Hyundai Indonesia untuk kelancaran penyelenggaraan kegiatan P20.
Selain itu, mobil listrik tersebut merupakan karya anak bangsa karena dirakit di Indonesia, dan direncanakan akan dipergunakan juga pada kegiatan G30 pada November 2022 nanti.
Untuk pengisian baterai listrik DPR telah menyediakan sumber listrik untuk memberikan daya (charging) pada kendaraan listrik tersebut.
Sumber listrik itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sudah terpasang di Kompleks Parlemen Senayan. Panel surya pada PLTS berlokasi tepatnya di Taman Energi DPR yang berada di depan Gedung Nusantara.
Pembangunan panel surya dan taman energi mengusung konsep green building. PLTS yang dibangun di Taman Energi itu dapat memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR.
Keberadaan mobil listrik dan PLTS di kompleks Parlemen sebagai pengisi daya (Charging) sesuai dengan sub tema yang diangkat pada Sidang P20 yaitu, renewable energy dan climate change.
Kendaraan listrik dipilih karena implementasi dari salah satu renewable energy yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Dari hal itu diharapkan bahwa negara-negara G20 mengetahui bahwa Indonesia telah mampu memproduksi kendaraan listrik sendiri. (Shiddiq)