NIKEL.CO.ID, 23 Januari 2023— PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan transaksi afiliasi dengan pemegang saham perusahaan Vale Canada Limited (VCL) senilai Rp 140 miliar. Aksi korporasi ini terkait rencana pembangunan fasilitas pengolahan nikel di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Transaksi ini melibatkan dua anak usaha perseroan, yakni PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) dan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI). Perseroan membeli 349.990 saham VCL di BNSI dengan nilai nominal Rp10 juta. Dengan demikian, kepemilikan Vale Indonesia di saham BNSI meningkat menjadi 99,9971%. Sedangkan VCL mengalihkan 130 saham atau setara Rp 130 juta di KNI kepada perseroan. Dengan transaksi ini, Vale Indonesia memegang 100% saham KNI.
Direktur Utama Vale Indonesia (INCO), Febriany Eddy mengungkapkan tujuan di balik transaksi ini terkait dengan rencana pembangunan fasilitas nikel. Transaksi pembelian saham VCL di PT KNI dilakukan perseroan sehubungan dengan rencana pembangunan fasilitas pengolahan nikel di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang akan dilakukan Vale bersama mitranya.
“KNI akan menjadi perusahaan pelaksana proyek tersebut. Hal ini sama dengan pembelian saham VCL di BNSI, di mana BNSI akan menjadi perusahaan pelaksana proyek pembangunan fasilitas pengolahan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah,” kata Febriany.
Saat ini VCL merupakan pemegang saham utama Vale Indonesia dan merupakan pemilik 4.351.403.820 saham perseroan atau 43,79% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan, pihaknya akan berperan dalam proses pelepasan saham atau divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) untuk membahas divestasi emiten tersebut dari industri nikel.
“Sudah ada rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden, ada Menteri ESDM, ada saya, Menkomarinvest, ada Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Investasi bahwa divestasi Vale, BUMN akan berperan, seperti sebelum Freeport,” ujar Erick dalam Media Update bertema BUMN 2023, Tumbuh dan Kuat Untuk Indonesia di Jakarta.
Divestasi tersebut merupakan bagian dari progres Vale bergabung dengan MIND ID atau PT Asahan Aluminium (Inalum) sebagai Holding BUMN Pertambangan.
Menurut Erick, Vale merupakan perusahaan yang menarik karena dalam membangun ekosistem, BUMN tidak harus bermitra dengan BUMN saja. Tapi bisa bermitra dengan perusahaan swasta, bahkan perusahaan asing. Vale juga disebut-sebut menjadi bagian penting bagi Indonesia karena merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia.
“Lagi-lagi ini win-win bagi kami, sama seperti Freeport kemarin, setelah divestasi memperbaiki kinerja keuangan kami dan Freeport ingin menjadi ekosistem kami dengan contoh membangun smelter. Bahkan kami sedang menguji penambangan 5G di Freeport , yang pertama di Asia Tenggara,” kata Erick. (Fia/Editor: Syarif)