NIKEL.CO.ID, 02 Desember 2022—Di acara kompas100 CEO Presiden Joko widodo memberi sambutan terkait perekonomian indonesia saat ini. Dalam sambutanya Jokowi masih menyingung tentang adanya gugatan WTO yang masih marak diperbincangkan oleh negara saat ini.
Jokowi menjelaskan jika kita ingin seperti dua negara tersebut yaitu Taiwan dan Korea tentunya kita harus menerapkan desain konsisten yang harus terus dikembangkan agar negara lain bergantung pada kita.
Seperti Taiwan yang membuat CIP yang fokus pada strategi kompotitf dan hanya disitu namun, semua itu tergantung pada produk ini, Kemudian Korea juga ia membuat kompenen-kompenen digital sehingga perusahaan-perusahaan besar semuanya tergantung ke pada negara tersebut.
“Dulu pada jaman VCO, kompeni itu ada yang namanya kerja paksa, ada yang namanya tanam paksa. Dan pada jaman modern ini muncul kembali ekspor paksa, yang dimana kita dipaksa untuk eskpor barang kita”. Kata Jokowi pada pembukaan kompas100 CEO Jumat, (2/12/2022).
Jokowi juga menekanan terkait gugatan WTO tentang bijih nikel, menurutnya bijih nikel itu adalah milik kekayaan alam indonesia, dan hal ini dipertanyakan mengapa kami digugat padahal itu merupakan kewewenangan kita terhadap kekayaan alam kita sendiri.
“Adanya eskpor paksa, yang dimana kita dipaksa loh padahal ini barang punya kita” Ujarnya.
Indonesia saat ini memang telah diputuskan kalah dalam sengketa WTO pada oktober 2020 lalu, namun ini baru sengketa tahap pertama, dan Jokowi menegaskan akan ada banding dalam putusan tersebut.
“Karena ceritanya ini belum rampung kalau kita berhenti, ekosistem besar yang kita impikan ini tidak akan muncul seperti CIP kompenen digital tadi” Ungkapnya.
Selain itu pemerintah juga ingin membentuk ekositem kendaraan listrik, dan tentunya membutuhkan banyak bahan baku nikel untuk pembuatan kendaraan listrik tersebut, tidak hanya itu hilirisasi nikel tersebut tentunya akan banyak menciptakan lapangan pekerjaan.
“Seperti ekositem chip,dan kompenen digital tadi adalah ekositem besar, karena Ssekali lagi nikel itu adalah reserve (cadangan nikel) nomer 1 , timah nomer 2, bauksit nomer 6 sedangakn tembaga nomer 7, kita punya semuanya jika ingin membangun ekosistem EV baterai kita hanya kurang litium”Kata Jokowi.
Hanya saja kita kekurangan oleh litium, namun saya juga sudah sampaikan bahwa kita boleh membeli litium dari negara Austaria tapi ternyata kita telah memiliki tambang di negara sana hal ini merupakan startegi dan benar melakukan ekosistem. (Fia)