NIKEL.CO.ID, 11 MEI 2023 – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Hubungan Masyarakat (Humas) Wilayah Uni Eropa dan Rusia, Olfriady Letunggamu menyebutkan sampai saat ini di Indonesia belum ada satu pun perusahaan pabrik baterai yang memproduksi baterai seri NMC (Nickel, Mangan, Cobalt).
Hal ini disampaikan oleh DPP APNI Bidang Humas Kawasan Rusia dan Eropa, Olfriady Letunggamu dalam acara konferensi pers GEM Indonesia, Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu kemarin.
Sejak program hilirisasi nikel digulirkan pemerintah, hingga saat ini sudah ada beberapa investor asing bekerja sama dengan perusahaan nasional dan BUMN yang membangun industri baterai EV.
Dalam perkembangannya, di tahun 2023 ini, pemerintah berusaha membangun pabrik baterai EV dan kendaraan listrik di dalam negeri dan sudah ada beberapa perusahaan yang sedang dalam tahap pengembangan baterai. Namun untuk saat ini belum ada satu pun pabrik baterai EV yang berproduksi.
“Apakah ada tidak perusahaan Indonesia yang memproduksi baterai untuk mobil listrik, saya bilang belum,” kata Olfriady.
Menurutnya, perusahaan nasional maupun asing hingga saat ini belum ada yang memproduksi baterai EV seri NMC. Namun, sudah ada satu perusahaan nasional yang memproduksi baterai EV seri LFP (Lhitium, Ferro, Phosphate).
Dia contohkan, perusahaan LG, Chemical, Hyundai bahkan akan disusul perusahaan Jerman BASF. Khususnya BASF sangat tertarik untuk menanamkan investasinya di bidang Baterai EV dan kendaraan listrik.
“Namun banyak sekali sebenarnya negara-negara dari luar negeri yang ingin berinvestasi ke Indonesia, terutama di baterai dan mobil listrik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Olfriady menjelaskan, banyak investor asing yang ingin menanamkan investasinya karena Indonesia memiliki pasar yang potensial.
“Indonesia marketnya sangat besar sekali, 280 juta,” jelasnya.
Namun, ada satu perusahaan anak bangsa yang sudah memproduksi bus listrik, yaitu MAB (Mobil Anak Bangsa) tapi juga beberapa motor listrik sudah ada yang diproduksi.
“Tapi kalau untuk membuat baterai, teknologi dan risetnya kita bisa,” tegasnya.
Komunitas Sepeda Motor Listrik Indonesia, Peter Kho menambahkan, terkait produksi kendaraan listrik nasional sudah ada puluhan pabrik yang memproduksinya.
“Sekarang ini yang terdaftar di Kemenperin (Kementerian Perindustrian) sudah ada 40 pabrik kendaraan listrik lokal dan ini masih banyak yang proses yang nanti akan bertambah,” kata Peter Kho di waktu yang sama.
Dia mengatakan, menghadapi persaingan global, perusahaan baterai EV dan kendaraan listrik nasional siap bersaing dan optimis.
“Sangat mampu. Apalagi pemerintah mengunci atau memproteksi produsen lokal dengan yang TKDN. TKDN itu meliputi penggunaan SDM (Sumber Daya Manusia) lokal itu ada nilai disitu,” tuturnya.
Menurut catatannya, Peter Kho mengungkap sudah ada 60.000 produksi kendaraan listrik saat ini. Namun pemerintah masih terus mengejar produksi yang lebih lebih banyak lagi dan pemberian bantuan atau insentif.
“Jadi ini terus digenjot tapi kalau optimis kita bersaing, sangat bisa,” pungkasnya. (Shiddiq)