NIKEL.CO.ID, 14 Oktober 2022—Tren kenaikan harga nikel di bursa perdagangan London Metal Exchange (LME) sejak awal Agustus 2022, memberi dampak positif untuk Harga Patokan Mineral (HPM) Nikel di Indonesia. HPM Nikel untuk Oktober ada kenaikan US$ 0,05 per wmt dibandingkan HPM Nikel September. Perhitungan HMA Nikel berdasarkan rata-rata harga nikel di LME tiga bulan ke belakang.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif telah mengeluarkan Keputusan Menteri EDM Nomer 170.K/MB.01./MEM.b/2022 terkait tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Oktober 2022. Kepmen ESDM yang ditanda tangani 7 Oktober 2022 itu, untuk HMA Nikel US$22.081,25 per dmt, lebih tinggi dibandingkan HMA September US$22.059,13 per dmt.
Arifin Tasfir menjelaskan, dasar dikeluarkanya Kepmen ESDM untuk HMA Oktober dalam rangka melaksanakan Pasal 6 ayat (6) tentang Peraturan Menteri (Permen) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 7 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan.
Atas dasar Permen ESDM tersebut, maka ESDM setiap bulan membuat Kepmen ESDM tentang HMA Mineral Logam dan Batubara.
HMA Nikel yang telah dikeluarkan Menteri ESDM untuk Harga Petokan Mineral (HPM) Oktober 2022, mengacu pada Permen ESDM No. 11 Tahun 2020 serta Kepmen ESDM No. 2946 K/30/MEM/2017.
Berdasarkan HMA Oktober 2022 untuk nikel kadar (Ni) 1,80% dengan Corrective Facktor (CF) 35%, maka HPM Nikel sebesar US$49,09 per wmt.
HPM nikel Oktober 2022 ini lebih tinggi dibandingkan HPM Nikel September 2022 untuk kadar, CF, dan MC yang sama, yaitu sebesar US$49,04 per wtm. HPM Nikel ini untuk skema transaksi jual-beli berdasarkan Free on Board (FoB), yang telah diatur dalam Permen ESDM No. 11 Tahun 2020.
Sementara itu, harga nikel di LME pada sesi penutupan perdagangan Kamis malam (13/10/2020) bertengger di angka US$ 24,375 per ton. Jumat siang ini (14/10), harga nikel masih merayap di angka US$21.910 per ton.
Stok Nikel
Dari sisi pasokan nikel, perkiraan kedatangan nikel Jinchuan di gudang mengurangi kekurangan pasokan spot. Impor nikel murni mulai mendapatkan keuntungan karena rasio harga SHFE/LME naik menjadi 8,2 akibat dampak nilai tukar.
Harga bijih nikel naik, di antaranya karena faktor musim hujan di Filipina dan pasokan yang terbatas. Pabrik NPI sendiri umumnya mendapatkan persediaan bijih dalam pabrik yang rendah, sehingga harga NPI tetap kokoh dengan dukungan biaya.
Di sisi permintaan, menurut penelitian SMM, harga spot stainless steel di Pasar Wuxi dan Foshan stabil.
Transaksi intraday market masih sepi. Ada permintaan tertentu di pasar ekspor, tetapi volume perdagangannya relatif rendah. Permintaan nikel murni dari sektor paduan masih ada saat ini, dan konsumsi nikel murni terus meningkat. Secara umum, sektor hulu dan hilir nikel murni masih lesu, sehingga harga jangka pendek mungkin akan tetap berada pada rangebound. (Fia/Editor:Syarif)