NIKEL.CO.ID, Jakarta 28 Januari 2022- Kondisi harga nikel sedang turun anak tangga dalam beberapa pekan ini. Terpantau di bursa perdagangan dunia London Metal Exchange (LME), harga nikel Jumat, (28/01/2022) pukul 15.16 WIB US$ 22,855/ton. Harga ini masih lebih tinggi dibandingkan penutupan kemarin, Kamis, (27/01/2022) US$ 21.305/ton.
Harga nikel sempat berada di puncak tertinggi, mencapai US$ 24.135/ton, di Januari 2022.
Penurunan harga nikel disebut-sebut mencuatnya isu Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) akan menaiki suku bunga pada Maret 2022.
Langkah The Fed untuk menekan inflasi di AS. Efeknya, komoditas dari negara lain, salah satunya nikel, menjadi tertekan.
Situasi di dalam negeri, para eksportir nikel memang agak mengerem, persisnya sejak diberlakukan larangan ekspor bijih nikel dalam bentuk raw material. Hal itu dilakukan karena pemerintah ingin meningkatkan nilai tambah bijih nikel dengan cara diolah melalui smelter-smelter di dalam negeri.
Bijih nikel yang diolah akan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan stainless steel atau baterai untuk kendaraan listrik. Bijih nikel yang diolah setengah jadi atau sebagai bahan baku stainless steel tersebut lalu diekspor ke berbagai negara tujuan yang telah menjalin kerja sama dengan perusahaan di dalam negeri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan ekspor besi baja RI pada 2022 bisa melonjak menjadi US$ 28 miliar hingga US$ 30 miliar atau sekitar Rp 429 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) dari US$ 20,9 miliar atau sekitar Rp 299 triliun pada 2021.
Presiden mengatakan, semakin meningkatnya ekspor besi baja ini tak lain dikarenakan RI sudah menghentikan ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu, dan pengolahan dan pemurnian bahan mentah di dalam negeri pun terus meningkat. Akibatnya, nilai tambah bagi Indonesia pun semakin meningkat.
“Nilai ekspor Indonesia US$ 230 miliar di mana besi baja berperan sangat besar peningkatannya. Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai US$ 20,9 miliar, meningkat dari sebelumnya hanya US$ 1,1 miliar di tahun 2014. Tahun 2022 ini saya kira bisa mencapai US$ 28 miliar hingga 30 miliar,” paparnya dalam B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis (27/01/2022).
Jokowi menegaskan, meningkatnya ekspor besi baja ini tak terlepas dari meningkatnya hilirisasi nikel di Tanah Air sejak 2015 lalu.
Kondisi ini menurutnya juga berperan dalam meningkatkan lapangan kerja dan memperbaiki neraca dagang RI.
Tak hanya itu, lanjutnya, hilirisasi nikel ini juga berperan dalam upaya RI mendorong transisi menuju ekonomi hijau. Pasalnya, logam nikel bisa diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik maupun pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral logam yang dibutuhkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Kami kaya akan nikel dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia. Namun bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi,” tuturnya.
Karena keberhasilan di hilirisasi nikel ini, maka dirinya mendorong hal sama terjadi pada komoditas lainnya seperti tembaga dan timah.
“Setelah nikel, kita akan mendorong investasi di sektor produksi tembaga dan timah,” ujarnya.
Sementara itu, pada 27 Januari, Anglo American melaporkan hasil produksi dan penjualan nikel untuk triwulan keempat dan tahun yang berakhir 31 Desember 2021.
Produksi nikel pada Q4 2021 turun 9% menjadi 10.600 ton, karena penundaan perizinan dan hujan deras yang dialami di kuartal tersebut, yang mengakibatkan bijih berkadar lebih rendah dari timbunan persediaan diumpankan ke pabrik. Produksi nikel tahunan mencapai 41.700 ton, turun 4% dari 43.500 ton pada tahun 2020.
Penjualan nikel tercatat 10.400 ton untuk Q4 2021, turun 11% dari Q4 2020, dan penjualan tahunan mencapai 42.100 ton, turun 2% dari 43.000 ton pada tahun 2020.
Pedoman produksi nikel perusahaan untuk tahun 2022 adalah 40.000-42.000 ton, tergantung pada tingkat Covid-19 lebih lanjut gangguan terkait. (Fia/Syarif/bbs)