Beranda Berita International Harga Nikel Terguncang dengan Kenaikan Indeks Dolar AS

Harga Nikel Terguncang dengan Kenaikan Indeks Dolar AS

684
0

NIKEL.CO.ID, 27 September 2022— Harga nikel pada perdagangan hari ini kembali merosot. Terpantau di London Metal Exchange (LME) pada, (27/9/2022) pukul 12.45 WIB, harga nikel di angka US$ 22.100 per ton, lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan kemarin yang bertengger di US$24.980 per ton.

Menurut Shangai turunnya harga nikel dipengaruhi oleh kenaikan indeks dolar AS, harga logam non-ferrous umumnya turun, dan nikel SHFE menurun. Sejak nikel SHFE mencapai titik tertinggi di 202.800 yuan/mt Rabu lalu, harga nikel SHFE terus turun dan turun 3,69% hari ini.

Di sisi pasar spot, harga spot rata-rata nikel rafinasi SMM 1# berada di 192.450 yuan/mt hari ini, turun 1,76% dari Jumat lalu. Harga spot nikel murni turun karena penurunan tajam harga berjangka. Oleh karena itu, transaksi spot meningkat. Untuk briket nikel, harga briket nikel adalah 189700-191200 yuan/mt, turun 4750 yuan dari kemarin. Ketika efektivitas ekonomi briket nikel melemah, transaksi briket nikel menjadi buruk.
Dari sisi permintaan, harga NPI high grade terus meningkat. Karena tingginya biaya produksi pabrik baja tahan karat saat ini. Pabrik baja tidak mau membeli NPI dengan harga tinggi. Selain itu, karena pengadaan yang intensif di tahap awal, maka penyelidikan menjadi kurang aktif.

Namun, permintaan terminal meningkat seiring dengan mendekati hari libur, permintaan NPI juga akan meningkat setelah penimbunan pabrik stainless steel. Dari segi bahan baku, harga bijih nikel akhir-akhir ini naik tipis.

Dengan mendekati musim hujan, penurunan harga bijih nikel terbatas. Oleh karena itu, pabrik NPI cenderung menahan harga karena biaya meningkat. Pada saat yang sama, NPI Indonesia yang tersedia di pasar terbatas, dan pasokan secara keseluruhan mengetat. Dengan demikian, harga NPI akan tetap stabil atau naik tipis dalam jangka pendek.

Saat ini, rantai industri nikel masih dalam peak season, dan peningkatan permintaan hilirisasi stainless steel dan energi baru mendorong sentimen pasar. Permintaan paduan masih bagus, dan permintaan nikel murni meningkat. Selain itu, persediaan nikel murni di dalam dan luar negeri yang relatif rendah memberikan dukungan tertentu terhadap harga nikel.

Selama tahun ini pasokan nikel primer masih surplus terutama karena oversupply NPI. Akibat ketidaksesuaian kapasitas produksi, pasokan nikel sulfat lebih rendah dari perkiraan, dan pasokan terus mengetat. Impor nikel murni diperkirakan akan menurun, sehingga pasokan nikel murni juga relatif terbatas. SMM berkeyakinan bahwa penurunan harga nikel terbatas dalam jangka pendek, dan SMM akan lebih memperhatikan periode tindak lanjut. (Fia/Editor:Syarif)

Artikulli paraprakMenteri Bahlil Lahadalia: 115 IUP akan Dipulihkan di Tahap Kedua
Artikulli tjetërProgres Makin Berkembang, Menhub: Indonesia Berpotensi Menjadi Eksportir EV