NIKEL.CO.ID, 22 April 2022 – Harga nikel dunia terpantau menguat pada perdagangan hari ini karena kendala pasokan akibat konflik Rusia dan Ukraina berdampak jangka panjang. Indonesia pun memiliki peran strategis untuk produksi nikel.
Melalui London Metal Exchange (LME) harga nikel pada Jumat (22/4/2022) pukul 10.28 WIB tercatat 33.750 dolar AS per ton, lebih tinggi dibandingkan harga pentupan kemarin Kamis, (21/04/2022) 33.440 ton per ton.
Fitch Solutions, perusahaan analis di Inggris merevisi proyeksi rata-rata harga nikel dunia pada tahun 2022 menjadi US$ 27.500 per ton, naik dari proyeksi sebelumnya di US$ 17.000 per ton. Proyeksi harga nikel terbaru melonjak 49% dibandingkan rerata harga tahun 2021 sebesar US$ 18.466 per ton.
Konflik Rusia dan Ukraina membuat pasokan nikel makin ketat untuk beberapa tahun ke depan. Sanksi barat kepada Rusia membuat nikel dari negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut akan tersendat.
Rencana Norilsk Nickel, yang bertanggung jawab atas 64% produksi nikel Rusia pada tahun 2020, berpotensi gagal karena kesulitan keuangan dan terkait larangan ekspor. Pada tahun 2020, ekspor menyumbang 48% dari produksi nikel Rusia. Hilangnya nikel sebagian besar nikel dari Norilsk Nickel di pasar dunia akan berdampak pada laju harga nikel.
Fitch memperkirakan pasar nikel dunia masih akan defisit hingga tahun 2030. Pada tahun 2022, defisit nikel akan mencapai 110 ton. Pertumbuhan produksi nikel dunia diperkirakan tumbuh moderat tidak sebanding dengan pertumbuhan dengan permintaan.
Permintaan akan ditopang oleh perluasan produksi baterai global untuk memasok kendaraan listrik beberapa tahun mendatang. Sementara pertumbuhan produksi global akan terkendala oleh larangan ekspor bijih nikel Indonesia yang membatasi pengiriman ke China, pengolah terbesar timah.
Fitch memperkirakan Indonesia akan menjadi pengekspor produk nikel olahan yang semakin penting, karena terus mengembangkan industri nikel yang terintegrasi. Proyek smelter pengolahan Indonesia berkontribusi untuk mempersempit defisit pasar nikel.
Pertumbuhan produksi nikel olahan Indonesia karena kemampuan mengkonversi bijih nikel kelas 2 yang memiliki kadar rendah dikonversi ke kelas 1 kadar tinggi. Nikel kelas 1 inilah yang dijadikan bahan baku dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik.
Hal ini akan membantu mengurangi hambatan pasokan nikel ke industri baterai yang diperkirakan akan berkembang selama tahun 2022-2026 karena permintaan untuk industri kendaraan listrik melonjak. (Fia/Editor: Syarif)