NIKEL.CO.ID, 20 FEBRUARI 2023 – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menyampaikan bahwa PT ANTAM menargetkan akan memproduksi feronikel sebesar 27.201 ton nikel dalam feronikel (TNi) di tahun 2023 yang bertujuan untuk mempertahankan kinerja positif perseroan.
“Terkait produk feronikel, ANTAM menargetkan total volume produksi dan penjualan feronikel pada tahun 2023 masing-masing sebesar 27.201 ton nikel dalam feronikel (TNi). Target produksi dan penjualan feronikel tersebut masing-masing tumbuh 12% dibandingkan produksi feronikel unaudited tahun 2022 sebesar 24.334 TNi dan penjualan feronikel unaudited tahun 2022 sebesar 24.210 TNi,” kata pihak PT ANTAM dalam rilis ANTAM, yang diterima nikel.co.id, Senin (20/2/2023).
Menurutnya, target produksi dan penjualan feronikel yang ditetapkan Perseroan juga mempertimbangkan tingkat utilisasi optimal pabrik feronikel ANTAM di Kolaka, Sulawesi Tenggara dan kontribusi produksi dari pabrik feronikel ANTAM di Halmahera Timur, Maluku Utara yang akan beroperasi pada semester kedua tahun 2023.
“Pada komoditas bijih nikel, pada tahun 2023 ANTAM menargetkan total volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik feronikel ANTAM serta dijual ke pelanggan pasar dalam negeri sebesar 11,30 juta wet metric ton (wmt), 31% tumbuh dibandingkan produksi bijih nikel unaudited tahun 2022 sebesar 8,62 juta wmt,” ujarnya.
Dia juga menargetkan penjualan bijih nikel ANTAM pada tahun 2023 sebesar 9,45 juta wmt atau naik 36% dari penjualan bijih nikel unaudited pada tahun 2022 sebesar 6,95 juta wmt.
“Target penjualan bijih nikel sejalan dengan prospek positif industri hilir nikel nasional,” cetusnya.
PT ANTAM juga dikenal dengan kode IDX, ANTM, ASX maupun ATM yang merupakan anggota dari Mining Industry Indonesia (MIND ID). MIND ID sendiri merupakan holding BUMN Industri Pertambangan.
ANTAM menjelaskan bahwa target produksi dan penjualan segmen nikel yang solid itu bertujuan untuk mempertahankan kinerja positif perseroan di tahun 2023.
“Di tahun 2023, Perseroan menargetkan peningkatan daya saing operasional melalui upaya optimalisasi produksi dan penjualan serta penerapan kebijakan strategis untuk memenuhi pendekatan efisiensi biaya yang tepat,” jelasnya.
ANTAM saat ini sedang menyelesaikan pengembangan kontruksi proyek pembangunan pabrik feronikel dan fasilitas penunjang di Halmahera Timur dengan kapasitas 13.500 TNi par tahun.
Untuk memenuhi pasokan listrik pabrik tersebut, ANTAM bekerjasama dengan PT PLN telah menandatangani MOU atau Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) pasa Maret lalu.
Melalui kerjasama itu, pihak ANTAM memaparkan bahwa pada tahap pertama PT PLN telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) dengan kapasitas sebesar 15 megawatt (MW) yang telah diaktifkan pertama kali pada Desember 2022.
ANTAM juga menandatangani kerja sama dengan PT PLN untuk penyediaan pasokan listrik dalam pengoperasian pabrik feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara pada Januari 2023.
Kerja sama itu berisikan untuk penyediaan pasokan listrik 150 megavolt-ampere (MVA) untuk pabrik tersebut dalam jangka waktu 16 tahun 8 bulan, meliputi tahap penyambungan dan pengoperasian listrik.
“Dengan pasokan listrik ke lini produksi Feronikel dari jaringan PLN akan menghilangkan emisi gas rumah kaca,” paparnya.
Selain itu, Dia juga menerangkan bahwa sesuai dengan program pemerintah, ANTAM berinisiatif untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel.
Implementasi itu ditunjukkan dengan penandatanganan Conditional Share Purchase Agreement (“CSPA”) antara ANTAM dengan Hong Kong CBL Limited (“HKCBL”) yang merupakan anak perusahaan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (“CBL”), yang berisikan kepemilikan sebagian saham ANTAM di PT Sumberdaya Arindo termasuk penandatanganan CSPA, ANTAM dan HKCBL untuk Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat pada 16 Januari 2023.
“Penandatanganan CSPA ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan implementasi Proyek Pengembangan EV Battery Ecosystem di Indonesia sekaligus mencerminkan komitmen ANTAM untuk mendukung pengembangan proyek EV Battery Ecosystem,” tutupnya. (Shiddiq)