Beranda Berita International Didit Rahardian: Indonesia Pasar Strategis bagi Perusahaan Queensland di Sektor Mineral Kritis

Didit Rahardian: Indonesia Pasar Strategis bagi Perusahaan Queensland di Sektor Mineral Kritis

119
0
Didit Rahardian, Principal Business Development Manager TIQA ketika diwawancara MNI di sela-sela ICMMS 2025, Intercontinental Resort Hotel Jimbaran Bali, kamis (25/9/2025)
https://inassda.org/event/inassda-full-day-seminar-on-stainless-steel/

NIKEL.CO.ID, JIMBARAN, BALI — Pemerintah Negara Bagian Queensland, Australia, melalui Trade and Investment Queensland Australia (TIQA), terus memperkuat hubungan dagang dan investasi dengan Indonesia, khususnya di sektor mineral kritis.

Hal ini disampaikan oleh Didit Rahardian, Principal Business Development Manager TIQA kepada Media Nikel Indonesia (MNI/Nikel.co.id) saat menghadiri International Critical Minerals and Metals Summit (ICMMS) 2025 yang digelar di Intercontinental Resort Hotel Jimbaran Bali, Kamis (25/9/2025).

“Kami merupakan agensi global yang mendukung perusahaan-perusahaan asal Queensland untuk melakukan ekspor ke Indonesia, sekaligus membantu perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi di Queensland, Australia,” ujar Didit saat ditemui MNI/Nikel.co.id, di sela-sela acara.

Menurut Didit, nilai ekspor komoditas utama dari Queensland ke Indonesia, terutama batubara dan mineral kritis, mencapai lebih dari AU$ 2 miliar per tahun. Fakta ini menunjukkan betapa pentingnya fasilitasi hubungan dagang antara kedua wilayah.

https://ni-cr-mn-stainlesssteelapac.metal.com/

“Kalau dilihat dari data Gross Domestic Product, ekspor Queensland ke Indonesia, terutama untuk batubara dan critical minerals, itu valuasinya cukup tinggi—sekitar 2 miliar dolar Australia. Ini menunjukkan kebutuhan untuk terus menjembatani kerjasama bisnis yang saling menguntungkan,” paparnya.

Dia menegaskan bahwa partisipasinya dalam ICMMS 2025 memiliki beberapa tujuan strategis, salah satunya adalah untuk memperbarui wawasan dan informasi terkait perkembangan industri mineral kritis di Indonesia. Acara yang didukung oleh Fastmarkets ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan nasional dan internasional, termasuk perwakilan dari China, Korea, Uni Eropa, dan Australia.

“Saya hadir di acara ini karena memang penting bagi kami untuk mendapatkan update keilmuan dan informasi langsung dari para pemangku kepentingan. Misalnya, ada Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey, President Director, PT Sumbawa Timur Mining (STM), Bede Evans, serta berbagai asosiasi lain seperti IMA. Ini penting untuk saya laporkan kembali ke pemerintah Queensland,” jelasnya.

Ia menambahkan, pembaruan informasi tersebut menjadi dasar dalam menyusun langkah strategis guna memfasilitasi perusahaan-perusahaan Queensland yang ingin masuk ke pasar Indonesia.

https://minerbaexpo.com/
https://minerbaexpo.com/

“Dengan informasi dari acara ini, saya bisa membantu perusahaan Queensland menentukan starting point yang tepat ketika ingin menjalin kerjasama di sektor critical minerals,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Didit menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggara acara. Ia menilai ICMMS bukan hanya ajang berbagi informasi, tapi juga platform membangun relasi bisnis jangka panjang lintas negara.

“Yang paling saya harapkan dari acara seperti ini adalah menjaga hubungan. Di Indonesia, budaya menjaga relationship itu penting. Dari situ kami bisa menyusun assessment plan untuk mengetahui kebutuhan perusahaan dan langkah pemerintah Queensland dalam menjembatani kolaborasi bisnis ke depan,” tandasnya.

ICMMS 2025 menjadi salah satu agenda penting dalam kalender industri mineral global. Keikutsertaan berbagai pihak internasional menunjukkan bahwa Indonesia semakin diakui sebagai pemain kunci dalam rantai pasok mineral kritis dunia. (Shiddiq)