

NIKEL.CO.ID, Bogor – Sejumlah mahasiswa dari daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Bina Akrab Latihan Kepemimpinan di Cisarua, Bogor, Jumat (28/8/2025). Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang mempererat kebersamaan, tapi juga mendorong mahasiswa untuk memikirkan masa depan daerahnya, terutama soal pengelolaan sumber daya alam.
Salah satu peserta, Dede Mauladan S, mahasiswa Institut ST IAMI jurusan Manajemen Logistik asal Sulawesi Tenggara, mengaku kegiatan ini penting untuk membentuk karakter generasi muda.

“Di sini kami belajar tentang kepemimpinan sekaligus mengakrabkan diri. Walau sama-sama dari daerah yang sama, banyak dari kami belum saling kenal. Harapannya kami bisa jadi pemimpin yang bijak dan bertanggung jawab di masa depan,” kata Dede.
Dalam sesi materi, mahasiswa juga mendapat wawasan tentang potensi tambang di Sulawesi Tenggara. Dede mengaku baru mengetahui dari pemaparan Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, bahwa daerah asalnya merupakan penghasil nikel terbesar di Indonesia bahkan dunia.

“Selain nikel, ada juga timah, emas, aspal, dan mineral lainnya. Tapi sayangnya, banyak tambang masih dikelola pihak luar, sehingga masyarakat lokal belum merasakan manfaat optimal. Bahkan ada dampak ekonomi dan lingkungan yang justru merugikan,” ujarnya.
Sebagai generasi muda, Dede menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM lokal agar bisa mengelola kekayaan alam sendiri. Ia menyebut nikel yang kini jadi bahan utama baterai mobil listrik harusnya bisa dikelola anak daerah.

“Kami harus meng-upgrade diri, belajar teknologi, dan memanfaatkan hasil tambang. Ke depan, kami ingin masyarakat Sultra bisa mengelola sendiri kekayaan yang ada,” tegasnya.
Dia pun berharap, kegiatan kepemimpinan seperti ini menjadi langkah awal mahasiswa Sulawesi Tenggara untuk memberi kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan bangsa.

“Semoga ke depan kami bisa lebih memanfaatkan SDA yang ada, demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Indonesia,” pungkasnya. (Shiddiq)
