
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Danantara, badan pengelola investasi (BPI) milik pemerintah Indonesia, tengah menjajaki peluang investasi di sektor hilirisasi nikel sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri logam dunia.
Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah akuisisi smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. GNI, anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co., perusahaan tambang asal Tiongkok, saat ini tengah menghadapi tekanan finansial yang cukup berat. Sejak awal 2024, mayoritas unit produksinya berhenti beroperasi, mengindikasikan adanya penurunan aktivitas yang signifikan.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan bahwa rencana akuisisi ini masih dalam tahap evaluasi.

“Kalau memang secara kelayakan masuk, pasti akan kami pelajari dengan serius,” ungkapnya, dikutip melalui Bloomberg, Kamis (24/7/2025).
Dalam perkembangan terbaru, beredar kabar bahwa Mind Id kemungkinan besar akan menjadi mitra utama dalam proses akuisisi ini.
Sementara itu, Danantara disebut telah menyiapkan skema pendanaan dengan nilai investasi yang dikabarkan melebihi US$20 miliar. Tambahan pembiayaan jangka menengah sekitar US$60 juta melalui skema kredit sindikasi juga sedang disiapkan guna membantu kebutuhan likuiditas GNI.

Kondisi operasional GNI saat ini cukup memprihatinkan. Dari total 20 jalur produksi nickel pig iron (NPI), lebih dari 15 unit telah tidak beroperasi, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya penghentian produksi secara menyeluruh. Padahal, smelter ini memiliki kapasitas produksi hingga 1,9 juta ton NPI per tahun komponen vital dalam pembuatan baja tahan karat.
Kementerian Perindustrian mencatat bahwa GNI masih menunggu proses pertemuan dengan para kreditur yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025. Selama proses akuisisi belum rampung, kepemilikan GNI tetap berada di tangan Jiangsu Delong, yang tengah berjuang keluar dari krisis keuangan yang melanda perusahaan-perusahaan besar di Tiongkok.

Sebagai bagian dari proyek strategis nasional (PSN), GNI sebelumnya telah menjalin kemitraan dengan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan menandatangani heads of agreement (HOA) atau nota kesepahaman dengan PT Aneka Tambang (Antam) dan Alchemist Metal Industry pada 2021.
Kerja sama ini mencakup rencana ekspansi smelter di Konawe Utara dan Morowali Utara. Langkah akuisisi terhadap GNI dinilai sangat penting dalam memperkuat kendali Indonesia terhadap rantai pasok nikel global.
Selain itu, hal ini juga menjadi kunci untuk menjamin kelangsungan proyek hilirisasi yang selama ini menjadi fokus utama dalam transformasi industri logam nasional di tengah dinamika pasar global yang tidak menentu. (Lili Handayani)
