
NIKEL.CO.ID, JAKARTA- PT Pamapersada Nusantara (PAMA) Site BBSO menunjukkan komitmen nyatanya terhadap pelestarian lingkungan dan konservasi satwa endemik dengan melakukan penanaman pohon mangrove rambai di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala.
Hal tersebut menjadi bagian dari dukungan PAMA terhadap kelangsungan hidup bekantan primata endemik Kalimantan yang juga merupakan maskot Provinsi Kalimantan Selatan.
PAMA melakukan kegiatan tersebut secara kolaboratif bersama masyarakat dan lembaga konservasi. PAMA juga menghadirkan unsur edukasi yang melibatkan generasi muda sejak dini.

“Pulau Curiak adalah habitat penting bagi bekantan. Populasinya terus tumbuh dari yang sebelumnya hanya 14 ekor kini sudah mencapai 52 ekor. Kami ingin anak-anak di masa depan bisa melihat bekantan secara langsung di alam, bukan hanya melalui gambar,” ujar Head of Site BBSO PT PAMA, Arif Cahyadi, dikutip nikel.co.id, Selasa (22/7/2025).
Tak hanya penanaman mangrove, PAMA juga menyerahkan tempat penampungan sampah plastik sebagai bagian dari replikasi program internal perusahaan, yaitu ‘diet plastik’, yang bertujuan untuk mengurangi limbah plastik dan mendorong daur ulang.
Fasilitas ini akan memudahkan pengunjung Pulau Curiak mendonasikan sampah botol plastik yang dapat diolah menjadi produk bernilai guna.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan (29/4/2025) lalu, PAMA turut melibatkan siswa dari SDN Anjir Serapat Muara, yang ikut dalam program Sekolah Konservasi hasil kerja sama dengan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).
Para siswa tidak hanya mendapat materi tentang konservasi di ruang kelas, tetapi juga diajak langsung ke lapangan untuk melihat dan mempraktikkan upaya perlindungan habitat bekantan secara langsung.
Menurut Head of Sustainability Management Department PAMA, Rachmat Kurniawan, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi pilar Environment dalam ESG (Environmental, Social, and Governance) yang dijalankan perusahaan secara konsisten.

“Pulau Curiak adalah contoh nyata bahwa keanekaragaman hayati bisa dilestarikan dengan kolaborasi antara dunia usaha dan masyarakat,” ungkapnya.
Dukungan dari PAMA juga diapresiasi oleh pihak Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia. Dewita Rinowati, Koordinator Global Nature Conservation School dari SBI, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut mendukung program pemulihan ekosistem lahan basah dan upaya mitigasi perubahan iklim.
“Kami berharap semangat konservasi lingkungan yang ditanamkan lewat kegiatan ini bisa tumbuh subur di kalangan generasi muda dan masyarakat luas,” tuturnya.
Kegiatan konservasi dan edukasi lingkungan yang dilakukan pada 29 April lalu ini menjadi salah satu langkah nyata PAMA dalam memperkuat tanggung jawab sosial dan ekologisnya, sekaligus menjadi inspirasi bagi kolaborasi multipihak dalam menjaga warisan alam Indonesia. (Lili Handayani)
