
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Kinerja keuangan PT PAM Mineral Tbk. melesat tajam pada paruh pertama 2025, dengan laba bersih naik lebih dari empat kali lipat. Emiten nikel milik pengusaha Christopher Sumasto Tjia itu mencetak laba periode berjalan sebesar Rp358,07 miliar, tumbuh 386,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp73,59 miliar.
Peningkatan signifikan ini tak lepas dari lonjakan pendapatan penjualan, yang meningkat 152,07% menjadi Rp1,05 triliun, dari sebelumnya Rp419,19 miliar pada semester I-2024. Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk., Ruddy Tjanaka, menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan didorong oleh peningkatan volume penjualan nikel.
“Volume penjualan kami melonjak dari 707.597 metrik ton menjadi 1.885.433 metrik ton, atau naik 166,46%,” ujarnya, Senin (21/7/2025).

Ruddy mengungkapkan, sejak akhir 2024, harga acuan nikel dalam negeri mengalami penurunan sekitar 3,8% seiring dengan tren global dan mulai normalnya euforia kendaraan listrik. Namun, koreksi harga ini telah diprediksi oleh perseroan.
“Kami melihat pelemahan harga ini sebagai koreksi wajar dan tidak mempengaruhi prospek jangka panjang nikel, terutama karena permintaan baja nirkarat kembali meningkat,” ujarnya.
Untuk semester kedua 2025, manajemen PAM Mineral memproyeksikan harga nikel akan tetap berfluktuasi, terutama dipengaruhi oleh dinamika tarif perdagangan Amerika Serikat. Di sisi lainnya, tensi geopolitik antara China dan negara-negara Barat menciptakan peluang baru bagi Indonesia untuk menjadi alternatif pemasok logam penting. Hal ini dinilai membuka ruang ekspansi yang lebih luas bagi industri nikel domestik.

Strategi Ekspansi dan Kemitraan
Dalam rangka memperluas pasar, PAM Minerak akan menggandeng lebih banyak smelter dan trader, sehingga distribusi penjualan tidak hanya terbatas di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, tapi akan diperluas hingga ke Pulau Obi dan Halmahera.
“Kami juga terbuka untuk menjalin kemitraan strategis guna mendukung pengembangan usaha dan menjangkau pasar baru,” imbuhnya.

Di sisi neraca, total aset PAM Mineral pada semester I-2025 tercatat Rp1,09 triliun, meningkat dari Rp1,05 triliun pada akhir 2024. Sementara itu, liabilitas perusahaan berada di angka Rp150,69 miliar, dan ekuitas mencapai Rp949,13 miliar.
Dengan kinerja yang solid dan strategi ekspansi agresif, PAM Mineral memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri nikel nasional, di tengah tantangan pasar global yang dinamis. (Lili Handayani)
