
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Harga nikel Indonesia pekan ini menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Berdasarkan Indonesia Nickel Price Index (INPI) yang dirilis oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) pada Senin, (21/7/2025), harga beberapa produk nikel tercatat mengalami koreksi.
Sementara sebagian lainnya tetap stabil dibanding minggu sebelumnya, 14 Juli 2025. Dua produk utama bijih nikel, yakni nickel ore atau bijih nikel 1,2% dan 1,6% Cost, Insurance, and Freight (CIF) dan 1.6% (CIF), sama sekali tidak mengalami perubahan harga.

Rata-rata harga bijih nikel 1,2% tetap berada di angka US$25/mt, sedangkan bijih nikel 1,6% bertahan di level US$ 52,15/mt. Ini menunjukkan stabilitas pasar nikel kadar rendah dalam dua pekan terakhir.
Namun, situasi berbeda terjadi pada produk olahan. Nickel Pig Iron (NPI) mengalami penurunan harga dari US$110,4/mt pada 14 Juli menjadi US$109,8/mt per 21 Juli 2025 ini, terkoreksi US$0,6/mt.
Tekanan paling tajam justru terjadi pada produk hilir. Harga High-Grade Nickel Matte, Free On Board (FOB) turun US$ 10/mt, dari US$13.018/mt menjadi US$12.928/mt.

Sedangkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) mengalami koreksi sebesar US$ 5/mt, dari US$12.479/mt menjadi US$12.347/mt.
Penurunan harga produk hilir ini mengindikasikan lemahnya permintaan di pasar global, yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan ekonomi dan ketidakpastian industri kendaraan listrik.
Meskipun harga bijih tetap stabil, margin bagi pelaku industri pengolahan dan pemurnian nikel berpotensi tergerus.
Kondisi ini menjadi sinyal penting bagi pelaku industri untuk melakukan penyesuaian strategi, baik dalam efisiensi operasional maupun optimalisasi ekspor, guna menjaga keberlanjutan bisnis di tengah volatilitas harga global. (Lili Handayani)
