Beranda Berita Nasional Erick Budi Pratama Ungkap Pentingnya Keamanan dalam Smart Mining

Erick Budi Pratama Ungkap Pentingnya Keamanan dalam Smart Mining

47
0
Wakil Ketua Komite Tetap untuk Penerapan Kecerdasan Artifisial dan Pelindungan Data Pribadi (KADIN), Erick Budi Pratama. (Dok. MNI)
Wakil Ketua Komite Tetap untuk Penerapan Kecerdasan Artifisial dan Pelindungan Data Pribadi (KADIN), Erick Budi Pratama. (Dok. MNI)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Wakil Ketua Komite Tetap untuk Penerapan Kecerdasan Artifisial dan Pelindungan Data Pribadi (KADIN), Erick Budi Pratama, memberikan pandangannya mengenai tantangan besar yang dihadapi industri pertambangan, khususnya dalam penerapan teknologi digital dan Artificial Intelligenca (AI) atau kecerdasan buatan.

Dalam wawancara dengan nikel.co.id, Erick, yang juga dikenal dengan sebutan ‘Prof Erick’ di komunitasnya, menjelaskan pentingnya penerapan standar keamanan yang ketat dalam dunia pertambangan.

“Saat kita berbicara mengenai digitalisasi dan penerapan teknologi dalam dunia pertambangan, seringkali fokusnya hanya pada aspek teknologinya saja. Padahal, aspek keamanan harus menjadi perhatian utama, mengingat ancaman siber yang terus meningkat, khususnya di sektor kritikal seperti energi dan pertambangan,” ujar Erick, pada acara Indonesia Smart Mining Conference 2025, yang digelar di Hotel Shangrila Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Erick menekankan bahwa serangan siber terhadap infrastruktur kritikal, seperti yang terjadi di sektor energi, sudah semakin sering dan memiliki dampak yang sangat besar. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan pertambangan, khususnya yang bergerak di industri nikel dan sektor-sektor lainnya, harus mulai memperhatikan potensi ancaman ini lebih serius. 

“Ketika kita berbicara tentang penerapan konvergensi teknologi operational technology (OT) dan information technology (IT), atau bahkan langsung mengarah ke Internet of Things (IoT), kita membuka pintu yang lebih besar bagi potensi risiko. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan kontrol keamanan diterapkan dengan baik,” tambahnya.

Selain itu, Erick juga menyoroti peran penting manusia dalam menjaga sistem keamanan.

“Bukan hanya teknologinya yang harus diperhatikan, tetapi juga manusianya. Sebagian besar serangan siber saat ini diawali oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Konsep human risk management pun kini menjadi sangat relevan, karena manusia sering kali menjadi titik masuk pertama dalam serangan cyber,” jelasnya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai tantangan yang dihadapi industri nikel dalam hal ini, Erick menuturkan bahwa prinsip keamanan yang diterapkan di industri nikel sejatinya tidak jauh berbeda dengan industri lainnya. 

“Semua aset yang dianggap berharga, baik itu data, infrastruktur, bahkan orang, harus dilindungi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, meskipun sektor nikel memiliki kekhasan dalam proses dan teknologinya, pendekatan terhadap keamanan siber tetaplah mirip dengan industri lainnya,” ungkap Erick.

Erick berharap bahwa melalui forum seperti Indonesia Smart Mining Conference tersebut, kesadaran tentang pentingnya keamanan dalam teknologi pertambangan bisa semakin meningkat.

“Keamanan dalam industri pertambangan bukan hanya tentang melindungi data dan infrastruktur, tetapi juga memastikan bahwa manusia, yang merupakan aset terbesar, terlibat dalam setiap langkah pengamanan,” tutupnya.

Dengan semakin berkembangnya penerapan teknologi canggih dalam industri pertambangan Indonesia, perhatian terhadap isu keamanan siber menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Erick Budi Pratama berharap, melalui kolaborasi antara berbagai pihak, sektor pertambangan Indonesia dapat berjalan dengan lebih aman dan berkelanjutan di masa depan. (Lili Handayani)