
NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan tiga strategi utama pemerintah dalam memperkuat perekonomian nasional dalam forum internasional Africa Business Forum yang digelar di Hotel Park Hyatt, Kamis (10/7/2025).
Ketiga strategi tersebut mencakup perlindungan ekonomi nasional, pengembangan pasar ekspor, serta peningkatan daya saing Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal di pasar global.
“Kami memiliki tiga posisi utama. Pertama, bagaimana kita melindungi perekonomian nasional. Kedua, mengembangkan pasar ekspor, termasuk melalui berbagai perjanjian perdagangan. Dan ketiga, memastikan UKM lokal dapat dikenal dan bersaing di negara-negara internasional,” ujar Dyah Roro dalam paparannya di hadapan delegasi forum bisnis.
Dalam kesempatan itu, Dyah juga menyampaikan bahwa Indonesia tengah fokus pada penguatan portofolio internasional, termasuk menjalin berbagai perjanjian kemitraan ekonomi.
“Kami telah menjalin kerja sama dengan Peru, Kanada, Uni Eropa, dan masih banyak lagi. Di tahun 2025, Indonesia memiliki sekitar 21 Nota Kesepahaman (NPA) atau Perjanjian Perdagangan dengan negara-negara mitra bilateral dan regional seperti Tiongkok, Jepang, Korea, hingga Iran dan UEA,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wamendag menekankan pentingnya kolaborasi global dalam memahami kebutuhan pasar dan memperluas produk Indonesia ke berbagai sektor, termasuk material perumahan yang menjadi salah satu fokus ekspansi.
“Material perumahan menjadi peluang besar bagi kami untuk berekspansi, terutama ke pasar Eropa dan Amerika. Kami juga ingin belajar dari Anda bagaimana menyesuaikan produk kami dengan standar internasional,” katanya.
Dalam bidang pengembangan ekspor, Dyah menjelaskan bahwa 85,9% ekspor Indonesia pada 2024 berasal dari negara mitra ekonomi.
“Ini menunjukkan pentingnya perjanjian kemitraan ekonomi. Sisanya 14,1% berasal dari ekspor ke negara non-mitra,” ungkapnya.
Pemerintah juga terus memperkuat ekosistem ekspor melalui berbagai program dukungan, seperti Desain Indonesia, Pusat Pengembangan Desain, sertifikasi produk ekspor, serta pelatihan-pelatihan untuk UKM agar mampu menembus pasar global.
“Kami memiliki Pusat Ekspor di Surabaya dan Malasar, serta platform daring untuk riset dan koneksi bisnis internasional,” imbuhnya.
Platform daring tersebut, lanjut Dyah, telah memfasilitasi lebih dari 12.000 riset terdaftar, dengan 23.774 riset siap ekspor dan 2.726 pembeli internasional yang telah bergabung. Pada 2024, ekspor produk kreatif Indonesia melalui Expo Indonesia mencapai nilai total USD 22,73 juta.
“Kami percaya bahwa UKM memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global. Tantangannya ada, tapi justru inilah saatnya kita eksplorasi lebih jauh potensi UKM Indonesia,” tutup Dyah Roro optimis.
Forum ini menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk mempromosikan kekuatan dagang nasional dan membangun kolaborasi strategis lintas negara, seiring dengan komitmen pemerintah membuka lebih banyak peluang ekspor dan investasi di pasar Afrika serta wilayah lainnya. (Shiddiq/Lily)