NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Wakil Menteri Perdagangan Indonesia (Wamendag), Dyah Roro Esti, menyampaikan bahwa Indonesia tengah memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara Afrika melalui program pelatihan dan kerja sama lintas kementerian dalam rangka The South-South and Triangular Cooperation Training on Trade and Investment Promotion for African Countries.
Program pelatihan ini diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) di bawah Kementerian Perdagangan, dengan kolaborasi lintas kementerian seperti Kementerian Luar Negeri, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Sekretariat Negara.
“Inti dari program ini adalah mendorong kerja sama perdagangan berbasis mutual benefit antara Indonesia dan kawasan Afrika. Tidak hanya memberikan pelatihan mengenai ekspor dan impor, tetapi juga membuka ruang pemahaman pasar kedua belah pihak,” ujar Dyah Roro, saat ditemui usai membuka acara di gedung PPEJP, Tomang, Jakarta Barat, Selasa (8/7/2025).
Tujuh negara Afrika yang berpartisipasi dalam pelatihan ini antara lain Cameroon, Ghana, Kenya, Mauritius, Rwanda, Tanzania, dan Tunisia, dengan South Africa hadir sebagai negara pengamat.
Wamen menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan dan kemitraan yang telah lama direncanakan, termasuk hasil pertemuan dalam Indonesia-Africa Forum (IAF) sebelumnya.
Sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral, Indonesia juga tengah mendorong berbagai perjanjian perdagangan, seperti Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Mozambik yang sudah berlaku sejak 2022, serta PTA dengan Tunisia yang ditargetkan dapat ditandatangani tahun ini.
“Ini merupakan langkah konkret dalam memperluas pasar internasional, sejalan dengan tiga fokus utama Kemendag: pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar luar negeri, dan dukungan terhadap UMKM untuk go internasional,” katanya.
Terkait isu tarif risiko lokal sebesar 32% yang dikenakan terhadap produk Indonesia oleh Amerika Serikat, Dyah menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam proses. Ia menegaskan bahwa tim negosiasi pemerintah, termasuk Kemenko Perekonomian, masih aktif membahas hal ini, dan rencananya Menko Perekonomian akan melakukan kunjungan ke AS usai pertemuan BRICS di Brasil.
“Semua masih berproses, jadi mari kita tunggu pengumuman formal dari pihak terkait. Tapi yang pasti, kami terus berupaya memperluas akses pasar ekspor Indonesia, termasuk melalui perjanjian perdagangan seperti Indonesia-Peru SIPA dan kerja sama dengan Kanada serta Tunisia,” tambahnya.
Dyah Roro berharap, inisiatif-inisiatif ini tidak hanya memperkuat hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara Afrika, tetapi juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha dan UMKM untuk menembus pasar global. (Lili Handayani)