NIKEL.CO.ID, MOROWALI — Penerima beasiswa Nickel Industries tahun 2024 yang telah berkuliah di Universitas Hasanuddin telah berhasil menjalankan proyek sosial (social project) di Morowali dengan melakukan sosialisasi “Asiknya Menjadi Mahasiswa” di tiga sekolah berbeda di Kecamatan Bahodopi dan Bungku Pesisir, 23 hingga 25 Januari 2025.
Proyek sosial pertama yang diberikan kepada mereka menjadi media pembelajaran aktual untuk berani tampil sebagai calon pemimpin muda Morowali yang mampu berkomunikasi dengan baik di depan publik dan menjadi inspirasi siswa-siswi sekolah di Morowali, Sulawesi Tengah.
Mining Sustainability Lead Hengjaya Mineralindo, Harry Cahyono, mengungkapkan, kegiatan sosialisasi merupakan wadah bagi penerima beasiswa Nickel Industries untuk mengembangkan diri dalam menyampaikan ide dan pandangan secara efektif.
“Kegiatan sosialisasi adalah upaya nyata perusahaan mengembangkan kapasitas diri mahasiswa dalam public speaking dan storytelling terkait asiknya menjadi mahasiswa di universitas terbaik di Indonesia,” kata Harry.
Pengembangan keterampilan public speaking menjadi penting karena masih rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan argumen, baik komunikasi langsung antar-individu (person-to-person) maupun kepada khalayak luas (person-to-public). Fenomena tersebut didukung dengan survei yang menunjukkan bahwa sekitar 75% masyarakat Indonesia mengalami kecemasan sebelum berbicara di depan umum.
Penyebab utama dari kondisi itu meliputi kurangnya rasa percaya diri, ketakutan membuat kesalahan dalam berbicara, dan tekanan psikologis yang muncul dari ekspektasi audiens. Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis melalui pelatihan intensif, pembinaan mental, dan pembiasaan untuk berbicara di depan umum agar individu, khususnya mahasiswa, dapat mengembangkan kepercayaan diri serta kemampuan komunikasi yang efektif.
Penerima beasiswa Nickel Industries, Derly Davinci, mengatakan, social project yang diberikan oleh perusahaan sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri di luar kegiatan akademik di kampus.
“Momen ini sangat menantang dan mampu mendorong saya untuk tumbuh. Karena, saya bukanlah pribadi yang biasa tampil di depan umum, apalagi harus berkomunikasi untuk merencanakan kegiatan sosialisasi dari awal bersama dewan guru di sekolah yang telah ditentukan oleh perusahaan hingga pada penyampaian materi,” ungkap Derly.
Kegiatan tersebut tidak hanya difokuskan dalam pengembangan public speaking, tetapi juga kemampuan mahasiswa untuk melakukan perencanaan event bersama rekan-rekannya, mulai dari menyusun acara, koordinasi dengan pihak sekolah, menyiapkan materi presentasi, hingga pelaporan kegiatan melalui video kreatif.
“Selain pengembangan keterampilan public speaking, penerima beasiswa ini juga diarahkan untuk memahami secara menyeluruh dinamika komunikasi dalam berbagai aspek. Proses ini mencakup tahapan persiapan yang matang, pelaksanaan yang efektif, hingga pelaporan yang terstruktur. Harapannya, mahasiswa tidak hanya menguasai teknik berbicara di depan umum, tetapi juga mampu menangkap esensi mendalam dari pembelajaran ini,” kata Harry menjelaskan.
Nickel Industries terus berkomitmen untuk berkontribusi pada kemajuan dunia pendidikan melalui berbagai program kolaboratif dan berkelanjutan. Dengan fokus pada peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan, korporasi tersebut berupaya menciptakan dampak positif yang mendukung terciptanya generasi yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global di masa mendatang. (Lili Handayani)