NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Mineral Acuan (HMA) nikel untuk Januari 2025 sebesar US$15.660 per dmt. Penetapan ini mengacu pada Kepmen ESDM No. 21.K/MB.01/MEM.B/2025 tertanggal 22 Januari 2025. HMA nikel dihitung berdasarkan harga rata-rata logam nikel dalam skema cash seller and settlement di London Metal Exchange (LME) selama periode 20 November hingga 19 Desember 2024. Harga nikel mengalami penurunan dibandingkan HMA Desember 2024 yang tercatat sebesar US$15.822,95 per dmt. Meskipun begitu, harga nikel di pasar internasional tetap menunjukkan pergerakan stabil. Sebagai pembanding, harga nikel di LME per 23 Januari 2025 tercatat sebesar US$15.668 per dmt, sedikit lebih tinggi dari HMA yang ditetapkan untuk Januari 2025. Dalam skala domestik, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) telah merilis harga bijih nikel untuk berbagai kadar nikel (Ni). Bijih nikel dengan kadar Ni terendah, yaitu 1,6%, memiliki harga MC 30% (FOB) sebesar US$29,82/wmt, sedangkan MC 35% (FOB) dihargai US$27,69/wmt. Harga ini terus meningkat seiring naiknya kadar Ni. Bijih nikel dengan kadar tertinggi, yaitu 2,0%, dihargai US$46,04/wmt untuk MC 30% (FOB) dan US$42,75/wmt untuk MC 35% (FOB). Harga limonit yang dirilis APNI juga menunjukkan tren kenaikan. Per Senin (20/1/2025), harga bijih nikel kadar 1,2% dengan skema CIF berada di kisaran US$20,5 hingga US$23,8 per metrik ton (mt), dengan rata-rata US$22,15/mt. Angka ini naik tipis sebesar US$0,15 dari hari sebelumnya, mencerminkan stabilitas pasar di tengah fluktuasi harga internasional. Sementara itu, produk olahan nikel seperti nickel pig iron (NPI) juga mencatat penguatan. Harga rata-rata NPI dalam transaksi FOB tercatat sebesar US$111,2/mt, naik US$0,2 dibandingkan hari sebelumnya. Penetapan HMA nikel Januari 2025 ini diharapkan tetap mendukung stabilitas industri nikel domestik, terutama dengan permintaan yang kuat untuk produk olahan dan bijih nikel kadar rendah hingga tinggi. Peningkatan harga produk olahan seperti NPI juga menjadi indikasi positif bagi pelaku usaha di sektor ini. Di tengah fluktuasi harga global, industri nikel Indonesia tetap optimis dengan penguatan harga pada beberapa segmen. Stabilitas ini akan menjadi fondasi penting bagi kontribusi nikel dalam rantai pasok energi bersih dan transisi global ke kendaraan listrik. (Aninda)