NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai “raja baterai dunia”, pemerintah terus berupaya meningkatkan eksplorasi cadangan nikel, khususnya cadangan nikel limonit yang memiliki sekira sebesar 40%.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menjelaskan pentingnya eksplorasi dalam menjaga keberlangsungan hilirisasi nikel di Indonesia.
“Cadangan nikel limonit masih cukup lumayan, tetapi kita sudah menyadari bahwa tanpa penemuan cadangan baru, akan ada dampak pada pengembangan industri. Jika cadangan menurun, hilirisasi juga tidak bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kami kini lebih intensif dalam melakukan eksplorasi,” ungkap Tri saat diwawancarai rekan media yang diikuti nikel.co.id, Indonesia Mining Summit 2024, di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Ia menambahkan bahwa anggaran untuk eksplorasi tidak akan bertambah, tetapi akan disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020.
“Ada dana cadangan ketahanan yang akan kami alokasikan untuk daerah-daerah yang belum dieksplorasi. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki lahan seluas 10.000 hektar, tetapi 1.000 hektare yang baru dieksplorasi, kami akan fokus pada pengembangan cadangan di area tersebut agar ketahanan cadangan baru kita bisa lebih lama,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa eksplorasi ini tidak ada hubungannya dengan impor nikel. Ia memberikan contoh bahwa meskipun China memiliki cadangan batu bara sebesar 75 miliar ton, negara tersebut tetap melakukan impor batu bara.
“Ini bukan masalah. Jika kita memiliki sumber daya tak terbarukan dan bisa mengakuisisi, kita akan melakukannya. Oleh karena itu, eksplorasi nikel menjadi sangat penting untuk memastikan pasokan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berharap dapat memperkuat posisi industri baterai global dan memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup untuk mendukung pertumbuhan sektor energi terbarukan di masa depan. (Shiddiq)