
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, melalui Direktorat Jenderal Anggaran Non Migas, terus berupaya meningkatkan efisiensi penerimaan negara dengan menerapkan Sistem Informasi Penerimaan Negara bukan Pajak Online (Simponi).
Kepala Seksi Potensi dan Pengawasan Penerimaan SDA Non Migas Direktorat Jenderal Anggaran, Heri Syafardi, menjelaskan, Simponi memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi para wajib bayar dalam melakukan pembayaran, serta mendukung akuntabilitas yang lebih kuat dalam pengelolaan PNBP.
Heri memaparkan, Simponi berfungsi sebagai platform perencanaan, billing, dan pelaporan PNBP yang terintegrasi secara digital, sehingga mampu mengurangi risiko kesalahan pencatatan yang sebelumnya menjadi hambatan.
“Sistem ini menawarkan transparansi serta fleksibilitas bagi wajib bayar dalam melakukan pembayaran melalui berbagai kanal, seperti ATM, e-banking, dan teller bank,” katanya pada acara Training to Miners APNI 2024 yang diselenggarakan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan peran penting Simponi yang kini telah terintegrasi dengan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara) versi terbaru yang diluncurkan pada 22 Juli 2024 lalu.
Dengan integrasi ini, proses pembayaran PNBP menjadi lebih efisien karena Simbara bertindak sebagai frontend yang terhubung langsung dengan Simponi sebagai backend.
“Transaksi PNBP melalui Simbara akan secara otomatis tercatat di Simponi. Setelah wajib bayar mengisi data di Simbara, billing dan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) akan dihasilkan oleh Simponi sebagai bukti sah pembayaran PNBP,” jelasnya.
Ia menggarisbawahi, NTPN adalah elemen penting dari Simponi yang berfungsi sebagai kode unik bagi setiap transaksi PNBP.
“NTPN ini adalah output akhir dari sistem Simponi yang memverifikasi transaksi pembayaran dan memastikan setiap setoran tercatat secara akurat,” katanya.
Dengan adanya NTPN, seluruh proses pencatatan pembayaran berjalan lebih aman dan transparan. Tak hanya itu, Heri menambahkan bahwa Simponi memungkinkan notifikasi otomatis dikirim ke surel pengguna, yang semakin memperkuat akuntabilitas data transaksi.
“Simponi tidak hanya mempermudah proses pembayaran, tetapi juga memberikan akses kepada wajib bayar untuk memonitor status pembayaran mereka. Ini langkah maju dalam sistem pengelolaan keuangan negara,” katanya.
Menutup acara, ia memberikan apresiasi terhadap acara Training to Miners APNI 2024.
“Acara ini sangat bagus dan menarik. Ini memberikan pengetahuan bagi peserta, sekaligus kesempatan bagi kami di Kementerian Keuangan untuk berbagi dan memahami tantangan yang ada, guna menyusun kebijakan yang lebih baik ke depannya,” tutupnya. (Aninda)