Beranda Berita Nasional Bahlil: Perlu Dibuat Satgas Hilirisasi agar Hilirisasi Berjalan Efektif

Bahlil: Perlu Dibuat Satgas Hilirisasi agar Hilirisasi Berjalan Efektif

1993
0

NIKEL.CO.ID, DEPOK – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam disertasinya yang berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” menekankan pentingnya pembentukan Satuan Tugas Hilirisasi guna memastikan hilirisasi nikel di Indonesia dapat berjalan lebih efektif. 

Menurutnya, keberhasilan hilirisasi sangat bergantung pada koordinasi lintas kementerian yang terstruktur dan terarah.

“Satuan Tugas hilirisasi yang diusulkan ini perlu mendapatkan mandat yang jelas dari pimpinan politik tertinggi, yaitu Presiden RI, agar lembaga ini dapat berfungsi secara efektif,” ujar putra Papua tersebut. 

Mandat ini, lanjutnya, akan memungkinkan Satuan Tugas untuk mengarahkan, merencanakan, memimpin, dan mengkoordinasikan kebijakan terkait hilirisasi di seluruh kementerian.

Bahlil juga mengacu pada contoh sukses lembaga koordinasi di Tiongkok yang ketua lembaga memiliki pengaruh yang lebih besar dari menteri lainnya, memberikan otoritas signifikan dalam pengambilan keputusan terkait industrialisasi dan hilirisasi. 

“Satuan Tugas dapat diposisikan serupa, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan terkait hilirisasi di Indonesia,” tambahnya.

Dalam disertasinya, Bahlil juga menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi dalam hilirisasi nikel, seperti distribusi dana yang belum merata dan keterbatasan perusahaan lokal dalam berpartisipasi di sektor hilir bernilai tambah tinggi. 

Ia merekomendasikan pembenahan kebijakan dan tata kelola agar hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan bagi masyarakat lokal.

Presiden Direktur PT Adaro Energy, Boy Thohir, memberikan apresiasi tinggi terhadap disertasi yang diajukan oleh Bahlil Lahadalia. Menurut Boy, disertasi tersebut memberikan analisis mendalam dan menyeluruh terkait hilirisasi nikel di Indonesia.

“Saya merasa bangga dan kagum. Apa yang beliau sampaikan dalam disertasinya itu kalau saya bilang almost perfect. Kalau perfect kan milik Allah, tapi almost perfect,” kata Boy dengan penuh keyakinan. Ia juga menambahkan bahwa pengusaha nasional siap berperan aktif dalam mendukung hilirisasi nikel.

Boy menyatakan sangat setuju dengan rekomendasi Bahlil yang mendorong hilirisasi lebih lanjut untuk menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja di Indonesia. 

“Kita memiliki comparative advantage, dan sekarang saatnya pemain nasional harus berani dan bekerja keras,” ungkapnya. Namun, ia juga mengakui tantangan dalam penguasaan teknologi yang masih didominasi oleh perusahaan asing, seraya menambahkan bahwa teknologi bisa diperoleh melalui kolaborasi yang strategis. (Aninda)