NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Harga bijih nikel kadar 1,6% dengan transaksi CIF dipatok sebesar US$50,6 – US$52,9, dan berada di kisaran US$51,75 dengan perubahan positif sebesar +US$0,15, berdasarkan rilis Indonesia Nickel Price Index (INPI) yang dirilis oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) per 16 September 2024.
Sementara itu, harga bijih nikel kadar 1,2% dengan transaksi CIF berada di kisaran US$21,1 – US$27,1, dengan harga pertengahan di kisaran US$24,1, mengalami perubahan sebesar -US$0,5. Harga nickel pig iron (NPI) dengan transaksi FOB berada di kisaran US$120,9 – US$120,9, dengan harga pertengahan sebesar US$120,9 dan mengalami perubahan sebesar -US$1,7.
Untuk harga nikel di bursa internasional melalui London Metal Exchange (LME) dengan kontrak 3 bulan per 16 September 2024 berada di kisaran US$16.284,00, sementara grafik harga mineral acuan nikel yang ditampilkan oleh Direktorat Jenderal Minerba ESDM hingga September 2024 berada di kisaran US$16.500,00.
Menurut laman LinkedIn Daniel Obedi, harga nikel saat ini mencerminkan pemulihan dari level terendah selama enam bulan terakhir tetapi masih berada di bawah puncak tahun 2022 dan 2023.
“Ekspansi industri nikel Indonesia yang cepat telah menyebabkan kelebihan pasokan, mendorong harga turun meskipun ada kenaikan singkat awal tahun ini karena ketegangan geopolitik,” kata Daniel seperti dikutip dari laman LinkedIn Daniel Obedi, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, para analis memprediksi tantangan yang sedang berlangsung, dengan stok nikel primer diperkirakan akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada tahun 2024. “Ini mungkin membatasi pemulihan harga dalam waktu dekat,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa penggunaan utama nikel meliputi produksi baja tahan karat, peralatan persiapan makanan, ponsel, peralatan medis, transportasi, bangunan, dan pembangkit listrik.
“Mengingat dinamika pasar ini, tetap diperbarui dan menyesuaikan strategi akan sangat penting untuk operasi nikel di Tanzania,” pungkasnya.
Sementara itu, Roman Aubry, seorang Analis Harga Kobalt di Benchmark Mineral Intelligence dari Britania Raya, mengungkapkan bahwa harga nikel terbaru untuk September 2024 menunjukkan bahwa MHP nikel terus diperdagangkan di sekitar angka 80% sepanjang kuartal 3 (Q3), bertentangan dengan kontrak yang melaporkan ekspektasi penurunan ke pertengahan 70-an di awal kuartal tersebut.
“Meskipun penawaran dibuat pada pertengahan 70-an pada bulan Juli, tingkat yang harus dibayar didukung oleh penurunan harga LME, produsen menunjukkan disiplin harga, dan pengetatan pasokan dari beberapa operasi HPAL Indonesia yang membatasi produksi Q3 mereka, serta beberapa menghadapi masalah terkait izin usaha,” terang Aubry seperti dikutip dari laman LinkedIn Roman Aubry, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, produsen MHP adalah salah satu dari sedikit dalam rantai pasokan nikel yang mempertahankan margin yang kuat selama penurunan harga pertengahan tahun yang terlihat pada tahun 2024. (Shiddiq)