NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pembicara pertama diluar pemerintah pada hari kedua acara Konferensi Batu Bara Sumatera dan Digitalisasi Pertambangan Indonesia 2024 yang diadakan Petromindo diisi oleh Head of Sustainability PT Nickel Industries Limited, Muchtazar yang memaparkan materi tentang teknologi digital dalam mengelola aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG).
“Jadi teknologi digital ini memiliki peranan penting terhadap pengelolaan ESG,” kata Muchtazar kepada nikel.co.id usai memaparkan materi, di Hotel JW Marriott, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2024).
Menurutnya, ada dua hal, yang pertama dengan adanya teknologi digital akan mendorong dunia pertambangan untuk memiliki satu transparansi yang lebih baik dan kedua pertambangan harus lebih meningkatkan kualitas data yang dimasukkan ke sistem.
“Hal itu karena kalau kita tidak memasukkan data yang benar akhirnya teknologi digital ini, dia akan mengeluarkan hasil yang tidak akurat,” ujarnya.
Dia menegaskan, dunia pertambangan harus mendorong timnya untuk mampu memiliki kemampuan yang cakep dan memadai untuk bisa memanfaatkan teknologi digital dalam aktifitas pertambangan.
Ia juga menilai bahwa acara ini sangat menarik karena isu digitalisasi di pertambangan belum banyak di ekspose di Indonesia. Selama ini kebanyakan industri pertambangan hanya fokus pada produksi dan diskusi tentang ESG.
“Tapi yang untuk spesifik ke digitalisasi di pertambangan sepengetahuan saya baru tahun ini, dan tahun ini baru yang sekarang oleh Petromindo,” tuturnya.
Muchtazar berpendapat, acara digitalisasi pertambangan seperti ini belum banyak diselenggarakan oleh perusahaan atau organisasi yang lainnya. Karena isu digitalisasi ini masih relatif baru dan banyak sektor yang dibahas di dalamnya.
“Jadi, buat saya yang pertama, ini menambah wawasan, dan kedua, ini kesempatan yang baik bagi kita untuk mentransformasi citra industri pertambangan di Indonesia yang mungkin suka dilihat sebagai industri lampau. Dari acara seperti ini, sebenarnya pertambangan bisa menjadi pelopor untuk penerapan teknologi digital bagi sektor-sektor lain di Indonesia,” ungkapnya.
Dia mengakui bahwa acara konferensi digitalisasi ini menarik komentar yang sangat positif dan diisi oleh para pembicara yang menarik.
Ia berharap, isu-isu yang dibahas dalam diskusi acara tersebut tidak hanya berhenti di konferensi atau seminar tapi benar-benar bisa diterapkan di operasional pertambangan Indonesia secara umum. Memang diakui investasi teknologi digital cukup mahal namun manfaatnya lebih besar dan memiliki jangka waktu yang panjang.
Untuk menerapkannya, lanjut Muchtazar, yang pertama harus dilakukan adalah berinvestasi di sektor teknologi digital sehingga ke depannya operasi pertambangan lebih efisien. Kedua, untuk Petromindo dan penyelenggara even serupa bahwa isu digitalisasi ini penting untuk terus digaungkan di Indonesia.
“Karena kalau kita cuma mengadakan sekali mungkin ada yang berhalangan hadir. Tapi kalau kita adakan beberapa kali dalam setahun saya pikir akan lebih banyak gemanya dan bisa di adopsi,” pungkasnya. (Shiddiq)
























