NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Selama hampir satu bulan ini, PT Hengjaya Mineralindo telah aktif menyerukan pentingnya menjaga lingkungan bagi keberlangsungan makhluk hidup di masa mendatang sebagai prinsip environment, social, governance (ESG). Ada banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut bersama pemerintah daerah, masyarakat, dan sekolah.
Seperti dilansir dari unggahan di LinkedIn PT Hengjaya Mineralindo kemarin, kegiatan yang dilakukan antara lain penanaman pohon bersama, fun colouring bertajuk keanekaragaman hayati, beach cleanup, dan fun tracking di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat menurunkan dampak negatif yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem lingkungan saat ini dan masa mendatang.
Pada Maret 2024, PT Hengjaya Mineralindo berhasil memperoleh nilai terbaik dalam penilaian pengelolaan lingkungan dan sosial pada 2023 untuk industri nikel di Indonesia. Prestasi ini diraih berdasarkan hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper) kategori hijau yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Program Proper merupakan salah satu upaya KLHK untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup dengan indikator yang terukur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peran perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, pemenuhan peraturan lingkungan, dan menambah nilai terhadap pemeliharaan sumber daya alam, konservasi energi, dan pengembangan masyarakat.
Nickel Industries Limited memiliki 80% kepemilikan saham di PT Hengjaya Mineralindo, sebuah perusahaan PMA di Indonesia. Sisa 20% saham dimiliki oleh keluarga Wijoyo, mitra perusahaan di Indonesia. PT Hengjaya memiliki 100% saham di proyek nikel Hengjaya yang terletak di Kabupaten Morowali, di pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.
Tambang Hengjaya terletak di atas lahan konsesi IUP seluas 5.983 hektare. Pada 2012, PT Hengjaya mendapatkan izin operasi/produksi selama 20 tahun, termasuk opsi perpanjangan selama 10 tahun.
Pada 27 Agustus 2020, Nickel Industries mengumumkan laporan sumber daya yang sesuai dengan JORC yang telah diperbaharui di area konsesi proyek Hengjaya. Tambang Hengjaya merupakan salah satu operasi dengan tonase dan kadar tinggi terbesar yang berdekatan dengan IMIP di Sulawesi Tengah.
Dengan menggunakan kadar cut-off 0,8% Ni, tambang Hengjaya memiliki sumber daya yang sesuai dengan JORC sebesar 185 juta ton kering dengan kadar 1,3% Ni dan 0,08% Co, yang mengandung 2.405.000 ton nikel terkira dan 148.500 ton kobalt terkira. (Aninda)