Beranda Juni 2024 Imelda: Paparkan Tiga Sektor Utama Pengelolaan Tambang Nikel Ceria

Imelda: Paparkan Tiga Sektor Utama Pengelolaan Tambang Nikel Ceria

2036
0
Sekretaris Perusahaan PT Ceria Nugraha Indotama Imelda Kiagoes saat memaparkan materi di acara ICMC 2024, hari kedua, Hotel Mulia, Rabu, 12 Juni 2024.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Perusahaan PT Ceria Nugraha Indotama, Imelda Kiagoes, mengungkapkan, tiga sektor utama PT Ceria dalam pengelolaan pertambangan nikel dari hulu hingga hilir.

Hal ini dia sampaikan dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference (ICMC 2024) di Hotel Mulia, Jakarta pada hari kedua, Rabu (12/6/20240). Dalam paparannya itu, dia memperkenalkan PT Ceria kepada para peserta yang diperkirakan lebih dari ratusan peserta dengan mengambil tema “Produsen bahan baterai EV milik lokal Indonesia bekerja menuju produksi nikel hijau berkelanjutan dalam pasokan global”.

“Komitmen kuat terhadap Environment Social and Governance (ESG), Produk Nikel Berkualitas Tinggi, Produsen bahan baterai EV,” ungkap Imelda dalam paparannya tersebut.

Menurutnya, Ceria merupakan perusahaan tambang nikel terkemuka dengan bisnis pertambangan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 6.785 hektare (Ha) yang berlokasi di Wolo, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Dengan berfokus pada praktik pertambangan yang baik dan berkelanjutan dan lebih dari 25 tahun pengalaman yang berkualitas.

“Kami sangat bertanggung jawab dalam pengelolaan pertambangan nikel dan kami telah memproduksi nikel dan membantu mereka untuk memberikan value dan telah menjaga lingkungan yang ada,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, perusahaannya itu memiliki 10 sertifikat yang menyediakan produk nikel rendah karbon berkualitas tinggi yang menambah nilai bagi penyedia rantai pasok dan mendukung penyerapan tenaga kerja dan komunitas lokal.

“Pelaksanaan produk kami juga tetap dalam kerangka ESG dalam pengelolaan industri kami dimasa depan. Beroperasi dalam kerangka lingkungan, ESG berkontribusi untuk bergerak ke masa depan yang berkelanjutan dan adil. Komponen energi terbarukan yang diperoleh dengan fokus pada energi hijau,” jelasnya.

Ia memaparkan, Ceria saat ini berada pada tahap akhir penyelesaian smelter RKEF (rotary Kiln Electric Furnace) untuk memproduksi feronikel dan mengembangkan pabrik HPAL (High Pressure AcidLeaching) untuk menghasilkan MHP (Mixed Hydroxide Precipitate).

“Mengembangkan nikel matte, Kilang nikel matte, Pengilangan MHP dan PCAM (prekursor Pabrik Bahan Aktif Katoda. Ditambah dengan pabrik pengembangan, yaitu pengolahan produk feronikel dari RKEFplant menjadi nikel matte dan nikel & kobalt sulfat,” paparnya.

Imelda menuturkan, Ceria juga melakukan pengolahan produk MHP dari HPAL, hingga menjadi nikel dan kobalt sulfat dan mengolah produk nikel & kobalt sulfat (dari pabrik RKEF & HPAL) menjadi prekursor baterai.

“Kami juga memiliki izin yang dibutuhkan dan telah melakukan produksi RKEF untuk menghasilkan produk MHP, HPAL. Saat ini kami sedang memproduksi nikel matte. Rencananya kedepan kita, RKEF ini akan memproduksi nikel matte, obalt sulfat, Dan kami akan memproses HPAL dan menerapkan sustainability,” tuturnya.

Menurutnya ceria merupakan Perusahaan Strategis Nasional (PSN) dan merupakan pertambangan nikel peringkat ke 10 di dunia yang mempunyai infrastruktur yang panjang dalam mensuplai bijih nikel.

“Kami juga berkomitmen terhadap HSE dan kami perusahaan yang menggunakan energy renewable,” ujarnya. (Shiddiq)