NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pengawas Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Dewas APNI), Irjen Pol. (Purn) Drs. Sukma Edi Mulyono, M.H., berharap para peserta Training of Trainers (TOT) APNI agar mengikuti kegiatan dengan baik dan jangan hanya diam karena ini adalah forum yang sangat berharga.
Hal itu disampaikannya dalam sambutan pembukaan TOT APNI Seri V pada Senin, (13/5/2024), di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta Selatan.
“Saya harapkan, ikutilah dengan baik. Jangan jauh-jauh datang dari perwakilan-perwakilan tambang, akhirnya pulang kosong. Ikuti jangan hanya diam, yang tidak paham catat, pada saat ada pertanyaan silakan tanyakan,” ucap Edi pada TOT yang akan berlangsung selama tiga hari, Senin hingga Rabu, (13-15 Mei 2024).
Menurutnya, TOT APNI merupakan forum yang sangat berharga dan luar biasa. Para peserta akan mendapatkan materi dan pengetahuan dari pemateri yang kompeten di bidangnya. Khususnya untuk para peserta yang baru, agar membuka mata, telinga, dan menjaga kesehatan karena jangka waktu pelajaran yang cukup panjang hingga tiga hari ke depan.
Kemudian, dengan mambaca basmalah purnawirawan jenderal polisi berbintang dua itu membuka acara TOT APNI Seria V.
Pada kesempata sama, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc, mengatakan, pertambangan Indonesia akan berkelanjutan dengan menerapkan environment, social, and governance (ESG).
“Ini sangat penting supaya kita ini bisa diterima sebagai tambang kelas dunia dan bisa menjual produk-produk kita yang sudah memenuhi standar ESG,” kata Irwandy.
Menurutnya, mewakili Kementerian ESDM, isi dari kegiatan TOT APNI Seri 5 ini memang unik, banyak materi yang diangkat menjadi isu terkini, seperti Simbara, e-RKAB, anti korupsi, pendapatan negara, standardisasi surveyor, ESG, pemanfaatan drone dan satelit, rencana penyesuaian dan penghitungan ulang formula HPM Nikel, penghitungan mineral pengikut dalam nikel, formulasi dan metodologi harga nikel hulu–hilir, prosedur keaman untuk angkutan laut pertambangan, keberlanjutan dan rantai pasok nikel, dan perempuan dalam pertambangan.
Simbara, katanya menyinggung salah satu bahasan TOT, menjadi suatu program yang bertujuan untuk memantau produksi, penjualan, pengangkutan, ekspor batu bara karena banyak terjadi penambangan ilegal.
“Dalam waktu dekat pemerintah berencana memasukkan nikel dan timah dalam Simbara. Jadi, ini satu hal yang betul-betul menuju good mining practice, dan tata kelola dalam pertambangan Indonesia,” jelasnya.
Sekarang ini, sambungnya, dari produksi, pengangkutan, penjualan, hingga ekspor dilakukan secara otomatis langsung masuk ke dalam program Simbara. Progam ini bukan hanya diikuti Kementerian ESDM, tetapi juga diikuti kementerian terkait, mulai dari Bea Cukai, Menteri Perhubungan/Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), dan semua yang berhubungan dengan pertambangan di sektor mineral dan batu bara.
“Kita melihat maraknya korupsi di pertambangan, maka diberikan juga dasar-dasar di dalam TOT ini. Ini menjadi sangat penting. Dan, itu harus dimulai bukan hanya di pemerintahan, tetapi juga oleh industri, menyadari bahwa ini akan merusak pertambangan kita kalau korupsi ini masih terus berjalan,” tuturnya. (Shiddiq)