Beranda Berita International Hanrui Cobalt Berencana Investasi US$243 Juta di IMIP

Hanrui Cobalt Berencana Investasi US$243 Juta di IMIP

5183
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan tambang asal China, Hanrui Cobalt, melalui anak perusahaannya, Hanrui Cobalt (HK) Investment Limited, bersama Huaxin Investment Co., Ltd. merencanakan pembangunan smelter nikel matte senilai US$243 juta di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali Sulawesi Tengah, Indonesia.

Hal ini seperti dikutip dari Asian Metal pada 25 Desember 2023 yang akan mengembangkan proyek nikel 20ktpa di Indonesia. Mereka saat ini sedang merencanakan untuk membuat perjanjian penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) antara kedua belah pihak.

Menurut Indonesia Hanrui Nickel, perusahaan patungan yang dibentuk akan bertanggung jawab atas konstruksi hingga selesai dan dalam pengoperasian proyek nikel matte di Kawasan IMIP nantinya.

“Nikel matte yang diproduksi dengan kualitas bermutu tinggi menggunakan metode peniupan berkelanjutan yang diperkaya oksigen, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 20.000 ton nikel matte,” kata Indonesia Hanrui Nickel.

Perusahaan tersebut menjelaskan, untuk total investasi dalam proyek ini akan menelan biaya sekitar US$243 juta. Selain itu, Hanrui Cobalt juga memutuskan untuk menghentikan proyek nikel berkapasitas 60.000tpa yang mengadopsi proses HPAL.

“Hal ini karena peralihan ke proses peleburan nikel yang unggul,” jelasnya.

Seperti diketahui, Hanrui Cobalt Co., Ltd merupakan perusahan tambang nikel asal China, tepatnya di Nanjing telah terdaftar di bursa saham China Shenzen sejak tahun 2017. Memiliki cakupan bisnis diantaranya adalah eksplorasi dan pengoperasian tambang kobalt dan tembaga, serta penambangan dan pemurnian bijih.

Selain itu, mencakup penjualan, penelitian dan pengembangan, dan produksi material mutakhir di China yang digunakan dalam baterai Li-ion untuk kendaraan listrik. Hanrui berkomitmen untuk membangun rantai pasokan baterai Li-ion yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari bidang sumber daya litium, nikel, tembaga, dan kobalt hingga litbang dan produksi bahan baterai Li-ion, melalui aliansi strategis dengan beberapa produsen baterai dan electric vehicle (EV). (Shiddiq)