Beranda Berita International Rebalancing Indeks Komoditas 2024 Diperkirakan akan Dorong Penjualan Nikel

Rebalancing Indeks Komoditas 2024 Diperkirakan akan Dorong Penjualan Nikel

3812
0
Foto: istimewa

NIKEL.CO.ID – Kemungkinan akan terjadi lonjakan pembelian nikel sebelum dan selama rebalancing (tindakan mengembalikan komposisi portofolio ke komposisi dasar sebagaimana ditetapkan pada awalnya, red) tahunan indeks komoditas pada Januari 2024. Lonjakan terjadi setelah harga nikel tahun ini merosot tajam karena kekhawatiran terhadap surplus bahan baja nirkarat.

Hal tersebut dikatakan para analis komoditas belum lama ini sebagaimana ditulis Eric Onstad di Reuters yang dilansir www.mining.com. Mereka menambahkan, reksadana yang menggunakan indeks komoditas S&P GSCI dan Bloomberg harus menyesuaikan kepemilikan mereka selama rebalancing lima hari, yang sebagian besar didasarkan pada pergerakan harga tahun sebelumnya.

Sementara itu, para trader jelas akan mengambil keuntungan lebih dahulu dari rebalancing yang akan berlangsung 8 hingga 12 Januari 2024 itu. Selama periode itu, kata para analis, meski tingkatnya lebih rendah daripada nikel, komoditas lain juga akan terpengaruh.

“Nikel akan menjadi komoditas yang paling terdampak karena kinerjanya yang buruk,” kata analis di Societe Generale (Socgen), sebuah perusahaan finansial terbesar di Eropa yang berusia 159 tahun, dalam sebuah catatan.

Sepanjang tahun ini harga nikel di London Metal Exchange (LME) sudah merosot 44% dan pekan ini harga bahan baterai kendaraan listrik itu atau electric vehilce (EV) tersebut mencapai $16.710 per metrik ton, paling rendah sejak Mei 2021.

Pergerakan pasar acapkali terjadi menjelang rebalancing pada Januari, seperti tahun lalu ketika Bloomberg menambahkan timah pada indeks komoditasnya, yang mendorong reli pada November dan Desember.

Pergerakan nikel kemungkinan besar akan dibesar-besarkan oleh pemotongan posisi short—taruhan pada harga yang lebih rendah.

“Posisi short di LME menurut perkiraan kami adalah sebesar yang pernah ada,” kata Alastair Munro di broker Marex.

Menurut analis Citi, para investor diperkirakan akan membeli 9.974 kontrak nikel senilai US$1,033 miliar. SocGen dan Marex memperkirakan jumlah yang lebih rendah. Jumlah akhir akan ditentukan oleh harga pada akhir Desember.

Nikel LME telah mengalami peningkatan volume tahun ini, meskipun masih di bawah level sebelum lonjakan harga yang kacau pada Maret 2022, yang memaksa LME menghentikan perdagangan nikel dan membatalkan perdagangan.

Secara keseluruhan investasi pada reksadana yang didasarkan pada indeks komoditas dan dana yang diperdagangkan di bursa komoditas telah menurun tahun ini.

Masih menurut Citi, sejak mencapai puncaknya pada kuartal pertama dan kedua tahun 2022 sebesar US$930 miliar, aset komoditas yang dikelola telah menyusut 35%, menantang mereka yang memperdebatkan narasi ‘siklus super’ komoditas. (Rus)

Disadur dari “Nickel to Get Boost from Commodity Index Re-balancing in January” di https://www.mining.com/