Beranda Asosiasi Pertambangan Ketum APNI: ESG Merupakan Komitmen Perusahaan dan Pemerintah Perlu Dikembangkan

Ketum APNI: ESG Merupakan Komitmen Perusahaan dan Pemerintah Perlu Dikembangkan

2710
0
Ketua Umum APNI, Komjen Pol. (P) Drs. Nanan Soekarna

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Ketum APNI), Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna, menyebutkan, Environment, Social and Governance (ESG) adalah komitmen yang harus dikembangkan oleh perusahaan dan pemerintah.

Environmental artinya itu atensi kita, environmental itu seperti apa. Supaya tidak berdampak pada lingkungan dan sebagainya, yang kedua, sosial, bagaimana atensi pemerintah dan pengusaha karena badan sosial masyarakat. Ketiga, good governance, good governance itu berarti apa tadi, soal iuran, transparansi, keterbukaan, anti korupsi, anti KKN, kan itu juga governance. Ini sebenarnya yang perlu menjadi perhatian bersama,” kata Nanan kepada MNI/nikel.co.id di Kantor DPP APNI, Jakarta, Pusat, Rabu, (15/11/2023).

Menurutnya, isu mengenai penerapan ESG di perusahaan pertambangan belum sepenuhnya diterapkan, dia berupaya untuk mencoba menggugah kepada para anggota APNI untuk mendahulukan kepentingan negara untuk menjadi negara adidaya kemudian masyarakat setelah itu baru kepentingan pengusaha. Hal itu, lanjut dia, akan mengarah kesana sebetulnya.

Ia menuturkan, hal ini supaya konteks dalam penerapan ESG di Indonesia berjalan karena diberbagai negara di dunia juga menerapkan ESG. Saat ini, Indonesia sedang menerapkan Zero Carbon atau Net Zero Emission.

“Boro boro zero carbon, ESG aja gak jalan. Kalau ESG ini jalan, gampang, zero carbon juga tercapai. Kedua, jangan juga zero carbon-zero carbon, ingat loh ya, kekayaan kita itukan mineral, masih menggunkan itu. Kalau saya, mesti seimbang supaya zero carbon tercapai bukan menghentikan, mineralnya dihentikan,” tuturnya.

Nanan melanjutkan, seharusnya tidak boleh ada batu bara yang dihentikan. “Jangan dong, karena itu sumber utama kita. Lalu apa jalan keluarnya? Teknologi kalau saya, masih pakai batu bara, tapi gak keluar asapnya,” lanjutnya.

Menurut dia, bagaimana Indonesia bisa tetap menggunakan batu bara yang merupakan kekayaan negara. Jangan di setop karena negara punya hak untuk menggunakan kekayaan tersebut. Jadi yang terpenting bagaimana Indonesia mampu mengembangkan teknologi untuk penggunaan bahan bakar batu bara yang ramah lingkungan tanpa asap polusi hingga mencapai net zero emission.

“Teknologinya dong, dikembangkan terus agar tetap jalan. Jadi tetap industri jalan, mineral jalan, tapi teknologi kita kembangkan,” imbuhnya.

“Jangan sampai juga karena zero energi stop semua, investor stop, jangan! Karena itu sumber daya kita, kekayaan kita. Jadi concern saya, ayo kita concern zero tapi jangan dihentikan karena itu sumber daya kita. Makanya yang penting adalah tekhnologi dibangun,”sambungnya. (Shiddiq)

Artikulli paraprakPresiden Jokowi: Kaya Mineral Kritis dan Green Energy, Indonesia dapat Menjadi Mitra AS
Artikulli tjetërKTT ASEAN Bali oleh APNI – SMM Semakin Dekat, Bahas Industri Nikel