Beranda Korporasi Nickel Industries Limited dan Sesna Kerja Sama Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Nickel Industries Limited dan Sesna Kerja Sama Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

3982
0

NIKEL.CO.ID, 4 OKTOBER 2023- Mewujudkan industri pengolahan nikel yang berkelanjutan, Nickel Industries Limited bermitra dengan SESNA untuk mengimplementasikan proyek pembangkit listrik tenaga surya.

Komitmen untuk beralih ke energi terbarukan telah menghasilkan kolaborasi antara dua entitas industri di sektor pertambangan dan energi.

Nickel Industries Limited (Nickel Industries) dan PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA), pengembang energi surya, telah mencapai kesepakatan untuk menyediakan energi ramah lingkungan untuk pengolahan bijih nikel.

NIC sebuah bisnis pengolahan nikel terkemuka yang saat ini memproduksi beberapa unit nikel dengan modal paling rendah dan paling menguntungkan di pasar global.

NIC dan SESNA sepakat untuk mendukung kebutuhan energi operasional smelter Nickel Industries dengan pembangkit listrik tenaga surya, dengan kapasitas terpasang mencapai 200 MWp dan penyimpanan baterai 20 MWh, yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Perjanjian antara kedua belah pihak ditandatangani oleh Managing Director Nickel Industries Justin C. Werner dan CEO dan Pendiri SESNA Group Rico Syah Alam, di Jakarta pada hari Rabu, (4/10/2023).

Proyek pembangkit listrik tenaga surya ini akan dikerjakan oleh SESNA, pengembang energi surya lokal yang juga mendorong tenaga ahli dalam negeri untuk mengembangkan dan berkontribusi aktif dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan.

“Kami sangat senang mengumumkan penandatanganan Perjanjian Sewa Operasional dan Layanan (‘OLSA’) yang mengikat dengan SESNA untuk implementasi Sistem Penyimpanan Energi Baterai (Battery Energy Storage System/BESS) 200MWp + 200MWh, yang akan menjadi salah satu proyek tenaga surya terbesar yang akan diimplementasikan di Indonesia hingga saat ini dan menunjukkan komitmen kami untuk menjadi yang terdepan dalam transisi menuju energi terbarukan di Indonesia serta memelopori masa depan yang lebih berkelanjutan untuk industri pertambangan dan pengolahan di Indonesia,” ungkap Managing Director Nickel Industries, Justin Werner usai penandatanganan.

Setelah sukses mengimplementasikan proyek pembangkit listrik tenaga surya 395 KWp + BESS di Tambang Hengjaya, proyek ini menandai langkah baru dalam upaya berkelanjutan kami untuk mengurangi jejak karbon di seluruh aset pengolahan hilir yang kami miliki saat ini, serta dapat menjadi sumber energi terbarukan yang bersih bagi potensi proyek ENC HPAL di masa depan, yang ditargetkan sebagai salah satu proyek dengan emisi karbon terendah di seluruh dunia,” tambahnya.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, hingga tahun 2022, kapasitas terpasang PLTS sebesar 271,6 MW, meningkat hanya 66,9 MW dari kapasitas terpasang pada tahun 2021.

Pembangunan dan pengoperasian proyek PLTS 200 MWp ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemanfaatan energi terbarukan secara nasional serta mendukung program transisi energi Republik Indonesia.

Proyek ini merupakan perpanjangan dari kolaborasi yang sedang berlangsung antara SESNA dan Nickel Industries, yang dibangun berdasarkan keberhasilan kerja sama sebelumnya dalam penyediaan sistem tenaga surya dengan kapasitas 396 kWp + 250 kWh BESS untuk kamp dan area perkantoran di anak perusahaan Nickel Industries, PT Hengjaya Mineralindo.

Nickel Industries terus memprioritaskan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Perhatian ini telah membuahkan apresiasi pada Agustus 2023 dalam bentuk Penghargaan Industri Keberlanjutan di TrenAsia ESG Awards. 

Selain memproduksi dan mengolah bijih nikel, Nickel Industries Limited juga berencana membuat fasilitas pengolahan untuk mendukung rantai pasokan produksi baterai di masa depan. Dengan memanfaatkan energi matahari, opsi keberlanjutan akan terlihat dalam rantai nilai dari hulu ke hilir.

Dengan demikian, jejak karbon akan semakin diminimalisir dalam industri ini. Kerja sama jangka panjang dengan SESNA sebagai pengembang energi surya ini juga dipertimbangkan dari sisi pembiayaan. 

Dengan skema Zero Capex atau Solar Rental yang diterapkan oleh SESNA, langkah transisi energi yang dilakukan oleh Nickel Industries tergolong sebagai bentuk efisiensi.

“Proyek ini menunjukkan kekuatan kolaborasi antara pemain global seperti Nickel Industries dan SESNA sebagai entitas bisnis lokal, yang menunjukkan bagaimana bersama-sama, kita dapat berkolaborasi dan mencapai tujuan yang monumental,” kata Rico.

Skema kerjasama yang menarik dengan biaya yang kompetitif menjadi salah satu keunggulan SESNA sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT). 

Selama ini, terhambatnya transisi energi di bidang industri sering dikaitkan dengan pembiayaan yang tinggi.

Sebagai contoh, pembiayaan pembangunan PLTS ini sama sekali tidak dibebankan atau melibatkan Nickel Industries sebagai pelanggan. Skema pembiayaan yang digunakan adalah kontrak dengan harga tetap tanpa eskalasi. 

Skema Zero Capex yang ditawarkan SESNA diharapkan dapat menarik minat perusahaan industri lainnya untuk beralih ke penggunaan energi hijau yang mendukung keberlanjutan. (Lili Handayani)