NIKEL.CO.ID, 21 JULI 2023 – Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara (Minerba), Kementerian Investasi/BKPM, Hasyim Daeng Barang, mengharapkan dari Focus Group Discussion (FGD) tentang Kajian Hilirisasi Investasi dan Strategis Tahun 2023 dapat menghasilkan informasi yang terbaru dari dunia industri.
Hal ini disampaikan Hasyim dalam acara FGD pada sesi l sektor minerba terkait “Kajian Hilirisasi Investasi dan Strategis Tahun 2023” bersama asosiasi pelaku usaha sektor minerba yang diadakan oleh Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Jumat, 21 Juli 2023.
“Harapan kami dalam diskusi ini, kita bisa mendapatkan informasi, mendapatkan perkembangan terbaru terkait dengan industri-industri yang saat ini berkembang di Indonesia secara global dan sebagainya,” kata Hasyim dalam acara tersebut di Ritz Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, (21/7/2023).
Menurutnya, kajian hilirisasi investasi strategi dapat dilihat secara garis besar ada tiga direktorat yang membidangi masing-masing sektor, yaitu Direktorat Minyak dan Gas (Migas), Direktorat Minerba, Direktorat BKPK Perkebunan, Kehutanan dan Pertanian.
“Kita fokus minerba tahun ini, kita komitmen menindak lanjuti dari peta jalan tahun kemarin, mungkin ada sebagian besar yang sudah mengikuti penyusunan road map hilirisasi investasi ini dari tahun kemarin tetapi tahun ini kita melanjutkan,” ujarnya.
Dia menuturkan, FGD tahun 2023 ini hanya menempatkan komoditas pada tahun 2022 lalu dan pada 2023 ini ditambahkan empat komoditas, yaitu Logam Tanah Jarang (LTJ), Solar Panel, Kobalt dan Mangan.
Hasyim juga mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan yang telah menyempatkan hadir dalam acara FGD ini. FGD 2023 ini lebih matang dari sebelumnya karena telah dipersiapkan dengan baik sebelumnya.
” Tahun ini kita persiapan agak bagus sehingga undangan-undangan yang kami sampaikan sampai tepat waktu dan terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk mengikuti acara kami ini,” tuturnya.
FGD akan memberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pandangan antara pemangku kepentingan, serta merumuskan langkah strategis dalam pengembangan industri solar panel, pengolahan kobalt, dan pengolahan LTJ di Indonesia.
Jadi, dengan demikian, FGD ini diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam sektor mineral dan batubara yang berkelanjutan di Indonesia.
FGD ini juga bertujuan untuk mengumpulkan para pemangku kepentingan terkait sektor minerba, terutama asosiasi dan pelaku usaha yang terlibat dalam industri solar panel, pengolahan kobalt, dan pengolahan LTJ.
Sehingga kegiatan ini dapat menganalisis perkembangan pasar industri solar panel secara domestik dan global, serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri solar panel nasional.
Kemudian, menganalisis perkembangan industri pengolahan kobalt secara global, serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri pengolahan kobalt di Indonesia.
Lalu menganalisis perkembangan industri pengolahan laterit nikel (LTJ) secara global, serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri pengolahan LTJ di Indonesia.
Terakhir, dapat membahas dan merumuskan langkah strategis untuk mengatasi tantangan dan mendorong pengembangan industri solar panel, pengolahan kobalt, dan pengolahan LTJ dalam sektor mineral dan batubara di Indonesia. (Shiddiq)