NIKEL.CO.ID, 11 JULI 2023- PT United Tractors (UT) kini tengah mengembangkan bisnis pada sektor pertambangan mineral. Termasuk tambang nikel yang berada dalam sektor nonbatubara.
“Di portofolio United Tractors saat ini sudah ada tambang emas dan saat ini sedang menjajagi tambang nikel,” ungkap Sekretaris Perusahaan UT Sara K. Loebis, dikutip dari laman Kontan, Selasa (11/07/2023).
UT sedang mempersiapkan tambang emas di Sumbawa untuk beroperasi pada 2023. UT melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara mengakuisisi 75,5% saham PT Sumbawa Jutaraya (SJR), perusahaan eksplorasi pertambangan emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2015 lalu.
Diperkirakan tambang emas di Sumbawa bisa memproduksi sekitar 60.000 ons per tahunnya. Selain tambang emas di Sumbawa, UT turut memiliki tambang emas Martabe yang dijalankan PT Agincourt Resources.
Sara menjelaskan, hingga kuartal I 2023 perusahaan telah mengalokasikan belanja modal mencapai Rp 4,7 triliun.
“Sebagian besar untuk pembelian alat berat untuk lini bisnis kontraktor penambangan khususnya menggantikan alat yang sudah usang,” ujar Sara.
Sementara itu, hingga Mei 2023 penjualan alat berat UT mencapai 2.669 unit. Jumlah ini meningkat dari capaian periode sama ditahun sebelumnya yang sebesar 2.400 unit.
Jika dirinci, sektor pertambangan mendominasi penjualan alat berat UNTR mencapai 64% lalu disusul konstruksi 15% dan sektor kehutanan sebesar 14%. Selanjutnya, sektor pertanian sebesar 7%.
Sara mengatakan, capaian penjualan alat berat sejauh ini sejalan dengan target yang ditetapkan perusahaan.
“Pencapaian ini masih sesuai dengan proyeksi akhir tahun sekitar 6000 unit,” terangnya.
Pada kuartal I 2023 UNTR mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,3 triliun. Angka ini meningkat sebesar 23% dari Rp4,3 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. Mengutip laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/4), pendapatan bersih konsolidasian UT mencapai Rp34,9 triliun atau meningkat sebesar 25% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.
Gaet Investor Strategis, Central Omega (DKFT) Kebut Proyek Smelter Hidrometalurgi
Central Omega Resources (DKFT) bersiap membangun fasilitas pemurnian (smelter) hidrometalurgi. Itu penting untuk mengolah bijih nikel kadar rendah (limonit). Saat ini, perseroan tengah berburu teknologi andal untuk mewujudkan imaji tersebut.
Untuk merealisasikan proyek tersebut, perseroan sepertinya tidak menemui kendala berarti. Apalagi, perseroan telah mendapat investor strategis untuk mendukung pembangunan proyek tersebut. Komitmen investor strategis untuk pembangunan proyek smelter tidak perlu diragukan.
”Setelah proses pengujian sampel bijih nikel tuntas, Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan penyusunan studi kelayakan dari proyek smelter tersebut,” tutur Andi Jaya, Direktur Central Omega Resources dalam paparan publik tahunan perseroan pada Rabu, 28 Juni 2023.
Perlu diingat! proyek smelter hidrometalurgi itu, merupakan pengganti dari rencana awal perseroan. Di mana, muasalnya perseroan bermaksud untuk membangun smelter dengan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF). Itu seiring komitmen pemerintah indonesia dalam membangun industri baterai yang kuat dalam negeri.
Selain itu, industri pengolahan bijih nikel telah mengalami pertumbuhan secara signifikan beberapa tahun berakhir. Lompatan pertumbuhan itu, terutama didorong permintaan kuat untuk bahan baku nikel dalam produksi baterai mobil listrik, selaras kebutuhan mengurangi emisi gas rumah kaca, dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. (Lili Handayani)