NIKEL.CO.ID, 21 JUNI 2023 – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meminta proyek pembangunan smelter katode tembaga PT Freeport Indonesia Tbk. (PTFI) di Gresik, Tuban, Jawa Timur, dapat diselesaikan sebelum Mei 2024. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke PTFI Gresik, pada Selasa, (20/6/2023) kemarin.
“Sore hari ini, saya datang ke smelter miliknya PT Freeport Indonesia dan alhamdulillah, di sini juga sudah selesai lebih dari 72% seperti yang sekarang kita lihat. Kita harapkan semuanya nanti selesai sebelum Mei 2024,” kata Jokowi dalam siaran pers Sekretariat Presiden.
Menurutnya, smelter tembaga PTFI ini memiliki kapasitas produksi konsentrat sebesar 1,7 juta ton per tahun yang menghasilkan katode tembaga sebanyak 600.000 ton per tahun.
“Inilah yang nanti harus diintegrasikan dengan nikel yang ada di Sulawesi, dengan bauksit yang ada di Bintan dan Kalimantan Barat, dengan tin (timah) yang ada di Bangka Belitung, diserap oleh cooper foil (kertas tembaga) di sini (smelter PTFI) sehingga terintegrasi menjadi baterai EV (electric vehicle), baterai litium yang itu akan diintegrasikan lagi menjadi kendaraan listrik,” terang Presiden.
Dia menjelaskan, sehingga ke depan smelter PTFI ini menjadi daya saing yang kompetitif bagi Indonesia. Inilah yang menjadi pijakan bagi Indonesia untuk menjadi negara maju.
“Smelter inilah sebagai pijakan pondasi untuk kita menjadi negara maju karena dari yang bertumpu pada konsumsi menjadi bertumpu sekarang pada produksi,” jelasnya.
Ia juga memaparkan, mengenai keberlanjutan proyek smelter yang merupakan investasi jangka panjang, dengan adanya transisi kepemimpinan melalui Pemilihan Presiden 2024 nanti seharusnya mampu melanjutkan karena manfaat yang besar untuk kemajuan ekonomi bangsa dan negara.
PTFI ini adalah perusahaan swasta dan perusahaan badan umum milik negara (BUMN), sehingga tidak terpengaruh urusan politik. Karena, urusan ekonomi adalah urusan ekonomi dan bisnis, sehingga keuntungannya akan terus-menerus. Namun, bila tidak mendatangkan keuntungan maka harus disetop.
Diharapkan kepemimpinan nasional nanti dapat memahami secara detail mengenai manfaat dari industri hilir (industry downstreaming) dan apa saja turunannya. Dari PTFI ini saja baru satu atau dua turunan. Belum lagi ke depan bisa menjadi ratusan turunan dan beranak-pinak menjadi ribuan turunan. Inilah yang akan membuat negara Indonesia melompat menjadi negara maju ke depannya.
“Kalau visi (hilirisasi) itu kepemimpinan nasional kita tahu, maka iitu akan lebih memudahkan, melancarkan perusahaan-perusahaan ini untuk bergerak bersama-sama dan terintegrasi menjadi barang yang semua negara tergantung kepada kita,” paparnya.
Selanjutnya, Jokowi menerangkan, mengenai perkembangan PTFI sejauh ini masih dalam tahap pembicaraan. Namun, pastinya kepemilikan saham akan jauh lebih besar dari sekarang.
“Intinya, kita minta tambahan persentasenya, bukan hanya di 51%, tetapi ada tambahan persentase yang sampai sekarang ini hampir sedikit lagi selesai, dan lebih besar dari sekarang. Yang jelas tidak lebih kecil, tapi lebih besar,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, terkait mimpi nantan Presiden SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono) yang bersama mantan Presiden Megawati menaiki kereta bersama pergi ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dan tiketnya diberikan dari Presiden Jokowi.
“Bagus. Kalau presiden dan mantan presiden itu bekerja sama bersama-sama membangun negara ini, yaitu mimpi kita untuk kita semuanya,” ungkap Jokowi. (Shiddiq/R)