NIKEL.CO.ID, 10 Januari 2023—Tsingsan Holding Group Co., merupakan milik dari Xiang Guangda, diketahui sedang mendiskusikan oleh beberapa pabrik tembaga china untuk mengelola atau memproses nikel.
Tsingsan sendiri adalah salah satu produsen nikel terbesar dunia, yang sempat menghadapi kerugian besar pada posisi short setelah harga nikel melonjak hingga lebih dari US$ 100.000 per ton tahun lalu dan perdagangan dihentikan.
Namun ditengah kepurukan yang dialami, saat ini perusahaan tersebut sedang dalam mencari keuntungan dari harga nikel logam murni, yang diketahui telah dikirimkan ke London Metal Excange dan Shangai tentunya adanya bentuk perantara yang dipasok oleh Tsingsang untuk membuat baterai.
Ditengah kepurukan yang melanda ternyata Tsingsan sendiri diketahui telah membangun fasilitas untuk memproduksi nikel olahan di Indonesia, hal ini tentunya untuk keuntungan pabrik yang sedang berjuang mengelolah material logam olahanya yang lebih bernilai.
Diketahui juga Tsingsan sedang mengadakan pembicaraan awal dengan sejumlah produsen tembaga, termasuk Yanggu Xiangguang Copper Co pabrik peleburan tembaga besar yang menganggur setahun lalu di tengah kesulitan keuangan.
“Rencana untuk menggunakan pabrik tembaga untuk memproses nikel adalah hal yang baru, namun proses tersebut telah berhasil diterapkan selama uji coba di sebuah pabrik yang lebih kecil di China tengah, tulis laporan itu”.
“Jika rencana ini berhasil, Tsingsan bersama dengan rekan-rekanya dapat menggandakan produksi olahan china tahun ini dari 180.000 ton ton pada tahun 2022 menambahkan kira-kira seperlima dari produksi olahan global”.kata laporan yang terkutip.
Tentunya adanya tanggapan dari Xiang, yang berpendapat adanya perbedaan yang berkembang di dunia nikel, ia mengatakan total pasokan menuju surplus selama bertahun-tahun, ternyata adanya dorongan lonjakan dari produksi Indonesia, yang dimana Thingsang dan lainya telah meningkatkan produksi bentuk setengah jadi seperti feronikel dan campuran hidroksida endapan yang kini mendominasi pasar
Xiang yang dikenal di kalangan komoditas dengan julukan “Big Shot” membuat kekhawatiran dari para produsen China dan lainya, kekhawatiran tentang melemahnya prospek permintaan kendaraan listrik di China.
Sedangkan disisi lain pasokan logam nikel masih terbatas sehingga membantu mempertahankan harga yang relatif tinggi dibandingkan pasar lainnya. (Fia)