Beranda Berita Nasional Mengejar Pembangunan 53 Smelter di 2024

Mengejar Pembangunan 53 Smelter di 2024

3914
0
Smelter nikel

NIKEL.CO.ID, 6 Juni 2022—Pemerintah menargetkan penyelesaian pembangunan 53 smleter di tahun 2024 mendatang. Hingga akhir 2021, sebanyak 21 smelter telah beroperasi di Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga akhir 2021, sebanyak 21 smelter telah beroperasi di Indonesia, dan menargetkan adanya penambahan 7 smelter, sehingga terdapat 28 smelter untuk beroperasi ditahun 2022.
Mengutip geoportal.esdm.go.id, ke-21 smelter yang telah beroperasi di Indonesia hingga tahun 2021 adalah sebagai berikut:
1. PT Century Metalindo (Nikel) – Banten
2. PT Sumber Baja Prima (Besi) – Jawa Barat
3. PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (Nikel) – Maluku Utara
4. PT Gebe Industry Nickel (Nikel) – Maluku Utara
5. PT Wanatiara Persada (Nikel) – Maluku Utara
6. PT Virtue Dragon Nickel Industry (Nikel) – Sulawesi Tenggara
7. PT Halmahera Persada Lygend (Nikel) – Maluku Utara
8. PT Indonesia Chemical Alumina (Bauksit) – Kalimantan Barat
9. PT Megah Surya Pertiwi (Nikel) – Maluku Utara
10. PT Cor Industri Indonesia (Nikel) – Sulawesi Tengah
11. PT Vale Indonesia Tbk (Nikel) – Sulawesi Selatan
12. PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (Bauksit) – Kalimantan Barat
13. PT Aneka Tambang Tbk (Nikel) – Sulawesi Tenggara
14. PT Sulawesi Mining Investment (Nikel) – Sulawesi Tengah
15. PT Tsingshan Steel Indonesia (Nikel) – Sulawesi Tengah
16. PT Batutua Tembaga Raya (Tembaga) – Maluku
17. PT Smelting (Tembaga) – Jawa Timur
18. PT Primer Budidaya Industri (Mangan) – Jawa Timur
19. PT Weda Bay Nickel (Nikel) – Maluku Utara
20. PT Cahaya Modern Metal Industri (Nikel) – Banten
21. PT Halmahera Persada Legend (Nikel) – Maluku Utara

Pembangunan smelter nikel ini untuk memberikan nilai tambah bijih nikel, setelah sebelumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah mineral, dimulai dengan bijih nikel pada tahun 2020. Kemudian akan dilanjutkan pelarangan ekspor bijih bauksit pada tahun ini, dan pelarangan ekspor bijih timah dan tembaga pada tahun 2023.

Oleh karena itu, untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah menargetkan pembangunan smelter berjumlah 53 smelter hingga tahun 2024, terdiri dari 30 smelter nikel, 11 smelter bauksit, 4 smelter tembaga, 4 smelter besi, 2 smelter mangan, 1 smelter seng, dan 1 smelter timbal dengan total investasi mencapai US$ 21,59 miliar dengan kebutuhan listrik mencapai 5,6 GW.

(Fia/bbs/Editor:Syarif) 

Artikulli paraprakBeda Hasil Uji Kadar Nikel, Ini Saran Vice President SBU Mineral Sucofindo
Artikulli tjetërKabar Baik untuk Traders, Harga Nikel Naik