NIKEL.CO.ID, 24 Mei 2022-Nornickel memangkas perkiraan defisit pasar paladium global pada 2022 menjadi 100.000 troy ounce. Dampak terjadinya krisis ekonomi di Rusia dan pemulihan yang lambat dari pasar chip.
Perang antara Rusia-Ukraina masih berlangsung, sudah lebih dari 2 bulan. Rusia menggempur habis-habisan tentara, gudang dan alat persenjataan, hingga bangunan-bangunan vital di Ukraina. Namun, akibat perang kedua negara ini berimbas kemana-mana. Termasuk bagi Rusia sendiri, karena sejumlah negara menjatuhkan sanksi berbentuk blockade ekonomi hingga larangan impor atas sejumlah produk asal Rusia.
Sanksi-sanksi itu telah menimbulkan dampak besar bagi ekonomi Rusia. Di antaranya, Rusia diprediksi akan gagal membayar utang luar negeri US$40 miliar atau setara Rp577 triliun (kurs Rp14.434 per dolar AS) dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan Euro Eropa.
Rusia juga terancam jatuh ke jurang resesi, dan terjadi PHK massal dari perusahaan-perusahaan asing yang angkat kaki. Kondisi ini juga menganggu aktivitas perusahaan-perusahaan besar di Rusia sendiri. Salah satu perusahaan yang terdampak adalah Norlisk Nickel (Nornickel),
perusahaan pertambangan dan peleburan nikel dan palladium.
Nornickel adalah produsen nikel rafinasi terbesar di dunia. Operasi terbesar Nornickel terletak di daerah Norilsk–Talnakh dekat Sungai Yenisei di utara Siberia. Perusahaan ini juga memiliki kepemilikan di Nikel, Zapolyarny, dan Monchegorsk di Semenanjung Kola, di Harjavalta di Finlandia barat, dan di Afrika Selatan.
Informasinya pada Senin (23/5/2022) Nornickel Rusia memangkas perkiraan defisit pasar paladium global pada 2022 menjadi 100.000 troy ounce. Pasalnya, terjadi permintaan yang lebih rendah dari industri mobil di tengah terjadinya krisis dan pemulihan yang lambat dari pasar chip.
Kendati demikian, nornickel, yang menyumbang 40% dari produksi utama paladium global, terus berusaha mengirimkan logam sesuai dengan kewajiban kontraknya, meskipun ada kendala logistik terkait dengan terbatasnya ketersediaan penerbangan internasional.
“Ekspor nikel Rusia tidak terpengaruh, dan Nornickel terus memenuhi semua kewajiban kontrak,” kata sumber dari penambang.
Nornickel, yang menyumbang 20% dari produksi nikel bermutu tinggi, mengatakan tidak termasuk nikel Rusia dari sistem perdagangan akan menjadi bencana bagi London Metals Exchange dan pasar nikel global.
Perusahaan sekarang mengharapkan surplus pasar nikel global sebesar 37.000 ton pada 2022 sebelum melebar menjadi 103.000 ton nikel – terutama nikel kadar rendah – pada 2023, karena dimulainya kapasitas produksi baru di Indonesia.
Pasar paladium akan tetap seimbang pada 2023, karena pemulihan permintaan mobil sebagian besar akan diimbangi oleh peningkatan pasokan, tambah penambang tersebut.
Pada Februari, penambang memperkirakan defisit pasar paladium global sebesar 300.000 ons dan surplus pasar nikel global sebesar 42.000 ton pada 2022.
(Fia/Editor: Syarif)