Beranda Berita International LME Tahan Harga Nikel Meski Stok Terus Menyusut

LME Tahan Harga Nikel Meski Stok Terus Menyusut

937
0

LME Tahan Harga Nikel Meski Stok Terus Menyusut

NIKEL.CO.ID, 19 April 2022 – Harga nikel di London Metal Exchange (LME) masih stabil. Terpantau pada selasa (19/4/2022) pukul 11.58 WIB harga nikel 33.200 dolar AS per ton, lebih tinggi dibandingkan penutupan kemarin, Senin (18/4/2022) 32.725 dolar AS per ton.

LME sepertinya tidak ingin berspekulasi menaikkan harga nikel, meskipun persediaan di gudangnya terus menyusut. Per 14 April 2022, stok nikel tercatat 72.600 ton. Jumlah tersebut telah turun 28.656 ton atau 25,46% sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Jika dibandingkan dengan puncaknya pada April 2021, stok nikel LME telah susut 72,56%.

Indonesia patut bersyukur karena dilimpahi sejumlah sumber daya energi dan tambang, termasuk nikel. Bahkan, ‘harta karun’ nikel Indonesia merupakan terbesar dibandingkan negara lainnya. Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel).

Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk “Peluang Investasi Nikel Indonesia” yang merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.

Dari  Shanghai, nikel SHFE mempertahankan momentum kenaikannya pekan lalu. Hingga kemarin, nikel SHFE berakhir di wilayah positif untuk hari perdagangan kelima berturut-turut. Nikel SHFE ditutup naik 1,77% pada siang kemarin, dan naik 9% dalam lima hari perdagangan.

Harga spot rata-rata nikel rafinasi SMM1# adalah 237.150 yuan/mt kemarin, naik 1,28% dari Jumat lalu. Menurut survei SMM, Shanghai masih melaporkan pasokan yang langka dan transportasi yang buruk. Harga nikel di wilayah lain umumnya tinggi, dan tarif pengiriman ke Shanghai terus meningkat karena pandemi, sehingga premi spot tetap tinggi.

Dari sisi briket nikel, pasokan pasar masih terbatas dan sedikit penawaran dari pedagang di tengah pesimisme permintaan hilir. Nikel LME berfluktuasi antara $32.400-33.300/mt minggu lalu dan likuiditas belum membaik. Alasan utamanya adalah harga nikel LME saat ini masih tinggi, dan sulitnya melaksanakan kontrak bahan baku yang didasarkan pada harga nikel LME. Hal ini menyebabkan rendahnya keinginan untuk melakukan operasi lindung nilai di pasar nikel LME.

Beberapa pelanggan menyatakan bahwa kepercayaan mereka dalam operasi lindung nilai masih akan terpengaruh, bahkan jika harga nikel LME kembali ke level normal. Dengan demikian, aktivitas perdagangan nikel di LME tidak segera kembali normal.

Pasokan nikel sulfat relatif ketat, dan pasokan bahan baku yang terbatas telah ditransmisikan ke pasar nikel sulfat. Apakah pasokan nikel matte bermutu tinggi akan meningkat secara signifikan merupakan faktor kunci yang mempengaruhi pasokan rantai industri energi baru dan mengurangi ketatnya pasokan briket nikel. Namun, produksi nikel matte kadar tinggi saat ini belum sesuai harapan.

Lemahnya permintaan akan membatasi kenaikan harga nikel, sementara pasokan yang terbatas akan memberikan dukungan kuat terhadap harga nikel. Dalam konteks ini, nikel SHFE kemungkinan akan mempertahankan tren harga pada kisaran harga minggu ini. (Syafia)