Beranda Artikel PR untuk PLN, 22 Smelter PSN Terkendala Suplai Listrik

PR untuk PLN, 22 Smelter PSN Terkendala Suplai Listrik

1887
0
Ilustrasi PLN – – Foto: dok Antara

NIKEL.CO.ID, 14 April 2022-Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan mencatat ada 22 smelter yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) terkendala suplai listrik. Diharapkan PLN dapat memecahkan persoalan tersebut.

Nurul mengatakan, dari proyek 22 smelter yang ada di Indonesia terdiri dari lima smelter bauksit, dua smelter tembaga, 14 smellter nikel, dan satu smelter pasir besi dan vanadium. Ke-22 smelter ini tersebar di seluruh Indonesia.

Menurut catatannya, dari 22 PSN smelter tersebut, sampai tahun 2021 baru satu smelter yang sudah beroperasi, 21 proyek smelter lainnya masih berada dalam fase konstruksi dan dukungan investasi.

“Artinya dari data tahun 2021 kita bisa mendapakan informasi bahwa dari total 238,2 tirilun rupiah sekitar 6,7 persen adaIah proyek-proyek yang dimiliki oleh BUMN,” kata Nurul dalam FGD Kesiapan PLN dan Pemerintah dalam Mendukung Kesuksesan Industri Smelter dan Pariwisata Indonesia Timur (12/4/2022).

Kemudian, lanjutnya, sebanyak 93,3 persen dari swasta di Indonesia. Di tahun 2020 baru satu smelter yang sudah operasional, yaitu smelter nikel milik PT Virtue Dragon Nickel Industry dengan total nilai investasi 30,3 triliun rupiah. Di tahun 2022 rencananya akan beroperasi satu smelter nikel, yaitu PT Aneka Tambang (Antam), satu smelter bauksit milik PT Well Harvest Winning Alumina Refenery, dan satu smelter pasir besi milik PT Alchemist Metal.

“Jika tidak meleset, di tahun 2022 ada tiga smelter yang akan siap beroperasi. Maka, PLN bisa mengkalkulasi kira-kira berapa suplai listrik untuk masing-masing smelter nikel, bauksit, dan smelter pasir besi,” ujar Nurul.

Menurutnya, berdasarkan perencanaan pemerintah, smelter yang beroperasi ataupun berproduksi di tahun 2023 sekitar 11 smelter nikel. Smelter itu yaitu milik PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia, PT Ang and Fang Brother, PT Aneka Tambang Nitterra Halim, PT Wanxiang Nickel Indonesia, PT Macika Mineral Industri, PT Sinar Deli Bantaeng, PT Artabumi Sentra Industri, PT Teka Mining Resources, PT Artha Mining Indusry, dan PT Sulawesi Resources.

Sementara untuk pengolahan bauksit direncanakan ada empat smelter akan beroperasi di tahun 2023. Keempat smelter itu adalah PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Laman Mining, PT Kalbar Bumi Perkasa, dan PT Borneo Alumnia Indonesia.

“Kebutuhan listrik smelter bauksit biasanya jauh lebih besar dibandingkan smelter nikel. Sehingga PLN bisa mengkalkulasi kebutuhan dari empat smelter ini,” tuturnya.

Masih di tahun 2023, rencananya akan ada satu smelter yang akan beroperasi, yaitu milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Selanjutya di tahun 2024 akan ada satu smelter bauksit milik PT Borneo Alumina dan satu smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia yang akan beroperasi. Informasinya di tahun yang sama akan ada satu smelter nikel yang beroperasi, yaitu milik PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia.

“Jadi, ini merupakan gambaran dari 22 PSN yang didorong oleh pemerintah berikut perkiraan operasionalnya, sehingga pada saat beroperasi mereka akan membutuhkan suplai listrik yang luar biasa besar,” imbuhnya.

Disampaikan Nurul, dari keseluruhan smelter ini diperkirakan progres fisik pembangunan smelternya rata-rata sudah sampai 50 persen. Dengan demikian, dalam waktu dekat target yang sudah ditetapkan pemerintah yang sudah beroperasi tidak meleset. Sehingga PLN bisa mengambil ancang-ancang untuk pengembangan suplai listrik untuk kebutuhan smelter.

Nurul memaparkan pembangunan smelter-smelter itu tersebar di beberapa lokasi, yaitu empat lokasi di Kalimantan, enam lokasi di Sulawesi, satu lokasi di Jawa, satu lokasi di Sumbawa Barat, Sulawesi Tenggara, kemudian ada di Maluku.

Dari 22 PSN smelter tersebut, masing-masing ada Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK). Sebanyak delapan proyek smelter PJPK-nya dari Kementerian ESDM . Informasinya, kedelapan proyek smelter ini mengalami beberapa kendala.

Kendala yang dihadapi, ungkap Nurul, terkait pasokan listrik. Misalnya smelter nikel milik PT. Antam dan PT Ang and Fang Brother. Progres pembangunan smelter PT Antam sudah 98,1 persen, sehingga kebutuhan suplai listrik harus bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Untuk PT Ang and Fang Brother progresnya baru 22,4 persen, sehingga masih punya waktu untuk PLN mencoba melihat isu terkendala pasokan listrik. Selain itu, muncul juga isu terkendala suplai listrik untuk smelter tembaga milik PT Freepoat Indonesia yang progesnya baru sekitar 12 persen.

Selanjutnya, untuk 14 proyek PSN smelter yang PJPK-nya di bawah Kementerian Perindustrian, ada isu terkendala pasokan listrik, yaitu smelter nikel PT. Macika Mineral Indusri yang progresnya sudah 25,2 persen. Lalu, PT Artabumi Sentra Industri yang progresnya sudah 87 persen. Smelter tembaga milik PT Amman Mineral Industri yang progresnya 27,6 persen juga mengalami kendala pasokan listrik.

“Itulah isu terkait 22 PSN smelter yang terkendala pasokan listrik agar bisa direspon kawan-kawan di PLN untuk mencoba antisipasi. Semoga isu tersebut tidak menjadi masalah,” harap Nurul.

Namun, Nurul menambahkan, dari 22 PSN smelter tersebut, kemudian ada usulan PSN baru yang disampaikan oleh Kementerian ESDM terkait tiga smelter nikel yang diusulkan PT Vale Indonesia. Lokasinya ada di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan di Halmahera Timur. Ketiga smelter ini mengolah nikel sebagai bahan baku baterai listrik untuk kendaraan listrik di Indonesia. (Fia/Syarif)

Artikulli paraprakPasokan Nikel di China Tertekan, LME Pasang Harga Aman
Artikulli tjetërTidak Memenuhi Kewajiban, 39 IUP di Sultra Dicabut Pemerintah