NIKEL.CO.ID, 7 April 2022—Harga nikel dunia masih menguat, tetapi persedian terus menyusut membuat pasokan kian langka. Harga nikel di London Metal Exchange (LME) pada Kamis (7/4/2022) pukul 10.25 WIB masih stabil sebesar 33.550 dolar AS per ton.
Harga tersebut lebih tinggi bandingkan pentupan kemarin, Rabu (6/7/2022) yang bertengger di 32.700 dolar AS per ton, sedangkan persediaan nikel di gudang LME tercatat 72.924 ton. Jumlah ini turun 28.332 ton atau 28% sejak awal 2022.
Sanksi Barat terhadap Rusia menimbulkan ras khawatir dunia akan tersendatnya pasokan nikel di pasar. Akan tetapi, di sisi lainnya, minat masyarakat dunia terhadap mobil listrik makin tinggi. Hal itu tercermin dari penjualan mobil listrik pabrikan Tesla pada kuartal I-2022 yang melejit 68% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi 310.048 unit.
Bagaimanapun, Rusia adalah salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Negeri Beruang Merah ini menjadi produsen nikel terbesar nomor tiga di dunia dengan proyeksi produksi, mengacu data US Geological Survey (USGS), mencapai 250.000 ton pada 2021. Jumlah ini setara dengan 9,25% produksi dunia.
Cadangan nikel Rusia mencapai 7,5 juta ton, merupakan cadangan nikel terbesar keempat dunia dengan porsi 7,9% dari total cadangan seluruh dunia. Faktanya, potensi gangguan pasokan nikel dari Rusia hanya akan memperparah keadaan pasokan dunia yang sudah ketat.
“Penurunan persediaan LME yang berkelanjutan dan peningkatan masalah rantai pasokan mendorong harga naik karena kelangkaan nikel di pasar,” ujar analis ING, Wenyu Yao.
Tingginya harga nikel dunia membuat Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia memetik keuntungan. Negara tersebut tercatat memiliki cadangan logam nikel sebesar 72 juta ton nikel. Artinya, 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton nikel ada di negari yang kaya sumbar alam ini. Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019. (Fia/Editor: RDj.)