Beranda Artikel Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel

6956
0

NIKEL.CO.ID Limbah industri pada umumnya merupakan bahan beracun dan berbahaya (B3) yang berasal dari proses produksi sebuah industri.

Seperti halnya industri pertambangan bijih nikel, baik dalam seluruh kegiatan penambangannya hingga proses pengolahannya berpotensi mengalami kontak dengan air sehingga dapat menghasilkan limpasan yang membawa sisa bijih nikel ke badan air di sekitar lokasi penambangan.

Biasanya permasalahan di badan air yang sering terjadi di lokasi penambangan nikel ini adalah tingginya kandungan padatan tersuspensi total (TSS) dan kandungan logam berat nikel.

Maka dari itu setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan pertambangan bijih nikel wajib melakukan pengolahan air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan/atau pengolahan bijih nikel supaya air limbah yang dibuang ke badan air tidak melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan.

Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan Bijih Nikel

Baku mutu air limbah usaha dan/atau kegiatan penambangan bijih nikel adalah air yang berasal dari kegiatan penambangan bijih nikel yang berwujud cair. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2006, baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan penambangan bijih nikel adalah sebagai berikut.

  • Kadar maksimum pH : 6-9
  • Kadar maksimum TSS : 200 mg/l
  • Kadar maksimum Cu : 2 mg/l
  • Kadar maksimum Cd : 0,05 mg/l
  • Kadar maksimum Zn : 5 mg/l
  • Kadar maksimum Pb : 0,1 mg/l
  • Kadar maksimum Ni : 0,5 mg/l
  • Kadar maksimum Cr 6+ : 0,1 mg/l
  • Kadar maksimum Cr total : 0,5 mg/l
  • Kadar maksimum Fe : 5 mg/l
  • Kadar maksimum Co : 0,4 mg/l

Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Pengolahan Bijih Nikel

Baku mutu air limbah usaha dan/atau kegiatan pertambangan bijih nikel adalah air yang berasal dari sisa kegiatan pengolahan bijih nikel yang berwujud cair. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2006, baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pengolahan bijih nikel adalah sebagai berikut.

  • Kadar maksimum pH : 6-9
  • Kadar maksimum TSS : 100 mg/l
  • Kadar maksimum Cu : 2 mg/l
  • Kadar maksimum Cd : 0,05 mg/l
  • Kadar maksimum Zn : 5 mg/l
  • Kadar maksimum Pb : 0,1 mg/l
  • Kadar maksimum Ni : 0,5 mg/l
  • Kadar maksimum Cr 6+ : 0,1 mg/l
  • Kadar maksimum Cr total : 0,5 mg/l
  • Kadar maksimum Fe : 5 mg/l
  • Kadar maksimum Co : 0,4 mg/l

Baku Mutu Emisi Kegiatan Pengolahan Bijih Nikel

Khusus dalam kegiatan pengolahan bijih nikel, terdapat potensi menghasilkan emisi yang berlebih sehingga dapat mengakibatkan pencemaran udara. Baku mutu emisi adalah batas kadar paling tinggi dan/atau beban emisi paling tinggi yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2014, proses pengolahan bijih nikel yang menggunakan pirometalurgi dan menghasilkan produk berupa sulfida nikel, nikel besi, paduan besi dan nikel, dan besi kasar wajib memenuhi baku mutu emisi sebagai berikut.

Sumber dari nikel mate

  • Kadar maksimum SO2 : 0,86 kg/kg Ni

Sumber dari tanur reduksi

  • Kadar maksimum SO2 : 800 mg/Nm3
  • Kadar maksimum partikulat : 250 mg/Nm3
  • Kadar maksimum NOx : 800 mg/Nm3
  • Kadar maksimum H2S : 10 mg/Nm3
  • Kadar maksimum Zn : 50 mg/Nm3
  • Kadar maksimum Ni : 50 mg/Nm3
  • Kadar maksimum opasitas : 30%

Sumber dari tanur pengering

  • Kadar maksimum SO2 : 700 mg/Nm3
  • Kadar maksimum partikulat : 250 mg/Nm3
  • Kadar maksimum NOx : 800 mg/Nm3
  • Kadar maksimum opasitas : 30%

Sumber dari tungku listrik

  • Kadar maksimum SO2 : 700 mg/Nm3
  • Kadar maksimum partikulat : 250 mg/Nm3
  • Kadar maksimum NOx : 800 mg/Nm3
  • Kadar maksimum H2S : 10 mg/Nm3
  • Kadar maksimum Zn : 50 mg/Nm3
  • Kadar maksimum Ni : 50 mg/Nm3
  • Kadar maksimum opasitas : 30%

Sumber dari pengering produk

  • Kadar maksimum SO2 : 600 mg/Nm3
  • Kadar maksimum partikulat : 250 mg/Nm3
  • Kadar maksimum NOx : 600 mg/Nm3
  • Kadar maksimum opasitas : 30%

Catatan:

1. Khusus untuk nikel mate, sulfur dioksida (SO2) dihitung dari seluruh kegiatan (tanur, tungku listrik, pengering, dan pembangkit) untuk rata-rata dalam satu tahun.

2. Baku mutu sulfur dioksida (SO2) tidak berlaku untuk nikel mate.

3. Semua parameter diukur pada kondisi standar yaitu 25ºC (dua puluh lima derajat selsius) dan 1 (satu) atmosfer.

4. Semua parameter dikoreksi dengan oksigen (O2) 10% (sepuluh persen).

Sumber: duniatambang.co.id