NIKEL.CO.ID, 4 Oktober 2022 – Chief Executive Officer Dale Henderson dari Perusahaan Produsen lithium utama di Australia, pemasok utama dunia, mengungkap bahwa Pilbara Minerals Ltd., akan mengamankan pasokan bahan baterei lithium di masa depan dengan membuat kesepakatan baru dengan pelanggan untuk bersama mengembangkan kilang.
“Tentu saja ada tingkat keputusasaan dari beberapa kelompok yang merupakan pengguna akhir lithium dan mencari lebih banyak akses ke output. Jika Anda percaya prospek pasokan-permintaan, akan ada kekurangan, dan perusahaan mobil yang belum mengamankan rantai pasokan akan memiliki masalah,” kata Henderson yang dikutip melalui halaman mining.com oleh nikel.co.id Selasa (4/10).
Menurut Henderson, diperkirakan permintaan terhadap Lithium melonjak tiga kali lipat pada pertengahan dekade mendatang dari tahun lalu 2021.
Hal itu tampak dari Laporan BloombergNEF pada Juli lalu. Harga mencapai rekor baru di China pada September lalu karena peningkatan konsumsi, dengan pembuat mobil termasuk BMW AG dan General Motors Co. yang membuat perjanjian penambahan pasokan baru dalam beberapa minggu terakhir.
Pilbara Minerals dengan nilai pasar sekitar US$8,5 miliar saat ini sedang merencanakan ekspansi besar-besaran dari tambangnya di Australia Barat dalam dua tahun ke depan yang akan menghasilkan hampir dua kali lipat produksi bahan baku lithium-bearing.
Bersamaan dengan hal itu, perusahaan juga memiliki tujuan untuk memanfaatkan permintaan yang besar saat ini untuk menghindari penawaran pasokan jangka panjang, dan mampu lebih banyak memenangkan nilai harga.
Sebelumnya, para penambang lithium telah mempercepat untuk mencapai kesepakatan dengan penyulingan, perusahaan baterei dan produsen mobil untuk memperlihatkan kepada para investor kekuatan produknya di pasar, serta untuk mengamankan dana pengembangan proyek.
Henderson menuturkan, para analis memprediksi harga akan tetap tinggi setelah lebih dari dua kali lipat tahun ini. Menurut indeks utama, produsen berada dalam posisi yang lebih kuat untuk menuntut kesepakatan yang lebih baik.
“Dua tahun lalu, tidak ada yang ingin menggunakan lithium, dan telepon tidak mau berdering,” tutur Henderson.
“Sekarang, telepon tidak akan berhenti berdering,” tambahnya.
Sementara itu, Liontown Resources Ltd., perusahaan tambang asal Australia lainnya melakukan tawar menawar pada Juni lalu dalam penandatanganan kesepakatan dengan Ford Motor Co.
Hal itu menunjukkan fakta bahwa pasokan itu sangat penting karena termasuk pinjaman A$300 juta (300 juta Dollar Australia) atau setara dengan US$195 juta (Dollar Amerika) dari perusahaan mobil raksasa itu. Dengan tingkat bunga yang relatif rendah 1,5% diatas tingkat SWAP tagihan bank sebagai patokan umum di Australia.
Sementara Liontown mencari pendanaan untuk proyek tambang Lembah Kathleen di Australia barat, sedangkan Pilbara Minerals melihat peluang untuk menambah pijakannya dalam pemrosesan kimia hilir, sebuah strategi yang dirancang untuk membantu produsen melakukan diversifikasi dari volatilitas komoditas mentah.
Pilbara Minerals memiliki 18% saham dalam usaha patungan dengan POSCO Holdings Inc. Korea Selatan dan mengharapkan pabrik mereka mulai memproduksi lithium hidroksida tingkat baterai akhir tahun depan.
“Penambang Australia sekarang secara aktif mencari kesepakatan serupa lainnya, berpotensi dengan pembuat mobil,” ujar Henderson minggu lalu di Perth Australia.
Menurut Henderson, Tianqi Lithium Corp. yang berbasis di China telah mulai memproduksi lithium hidroksida di kilang di Australia barat, hubungan besar yang baru pertama di luar negara asalnya, dan perusahaan Albemarle sedang mengembangkan operasi terpisah di dekatnya.
Berdasarkan hal itu, tidak mungkin perusahaan Pilbara akan menambahkan fasilitas serupa di Australia, meskipun, itu pada tahap awal perencanaan kilang yang akan mengubah bijih yang mengandung lithium, yang dikenal sebagai spodumene menjadi produk garam perantara.
“Itu akan lebih mudah diproduksi daripada lithium hidroksida, dan juga lebih berharga dan lebih murah untuk diangkut daripada konsentrat spodumene,” tutur Henderson.
“Ekspansi tambang Pilbara akan menambah tambahan 400.000 ton bijih lithium hard rock per tahun, yang setara dengan sekitar 50.000 ton lithium tingkat baterai, dalam dua tahun ke depan,” sambungnya.
Menurut Henderson, pada tahun 2021 lalu, Australia mengekspor 247.000 ton lithium. “Menyumbang sekitar 50% dari pasokan global,” tukasnya. ***Shiddiq