NIKEL.CO.ID, 28 APRIL 2023-MIND ID menggerakkan anak-anak dan cucu perusahaan untuk pengembangan baterai EV dari hulu hingga hilir. Upaya menyongsong Indonesia sebagai produsen baterai EV dunia.
Semangat Pemerintah Indonesia ingin menjadi ‘raja’ baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) mendapat perhatian serius Komisi VII DPR RI. Ketika komisi yang membidangi Energi, Riset, dan Teknologi, ini menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Mining Industri Indonesia (MIND ID) beserta anak-anak usahanya, baru-baru ini, wacana Indonesia sebagai produsen baterai EV sempat dipertanyakan anggota dan pimpinan Komisi VII DPR RI.
MIND ID adalah holding industri pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.
MIND ID menggerakkan kedua anak perusahaannya, yakni Antam dan Inalum untuk mendukung langkah Indonesia Battery Corporation (IBC) yang mengelola industri baterai EV terintegrasi dari hulu sampai hilir di Indonesia. Antam dan Inalum merupakan pemegang saham IBC bersama Pertamina melalui anak usahanya Power Indonesia, dan PLN.
“IBC merupakan cucu perusahaan MIND ID,” kata Direktur Utama MIND ID,” Hendi Prio Santoso.
Hendi merasa yakin Indonesia mampu menggapai cita-cita sebagai produsen baterai EV dunia di tengah riak-riak persoalan yang dihadapi, seperti gugatan Uni Eropa di WTO atas kebijakan larangan ekspor raw material nikel dan keraguan Amerika Serikat memberikan bantuan subsidi terhadap produk-produk berbahan baku nikel dari Indonesia lantaran dianggap belum sepenuhnya menerapkan standardisasi internasional untuk lingkungan.
Pemerintah Indonesia sedang menempuh upaya hukum banding di WTO dan mencoba melakukan pendekatan dengan AS atas produk-produk berbasis nikel dari Indonesia bisa masuk pasar di sana.
Kendati demikian, Hendi optimistis rencana Pemerintah Indonesia tetap bisa berjalan. MIND ID siap menyongsong Indonesia sebagai produsen baterai EV dunia.
“Indonesia mempunyai banyak bahan baku mineral yang dibutuhkan ekosistem baterai EV. Ada timah, aluminium, tembaga, dan nikel. Mudah-mudahan ke depan ditemukan juga logam tanah jarang,” harapnya.
Ia menguraikan, MIND ID melalui IBC akan mengembangkan ekosistem baterai EV dari hulu sampai hilir. Mulai dari kegiatan pertambangan mineral logam, refinery, produksi prekursor, katoda, sel baterai, serta menyediakan komponen lain yang dibutuhkan untuk proses manufacuring baterai EV. Selain itu, akan dilakukan pengembangan storage system, yaitu sistem penyimpanan energi berbasis baterai untuk keperluan yang lebih besar dan lebih statis seperti untuk pabrik, gedung, dan perumahan.
Hendi menyebutkan, kegiatan pertambangan dan refinery dilakukan oleh Antam sekaligus mendorong IBC melakukan end to end mulai dari penyertaan saham dalam joint venture dalam pengembangan prekursor, katode, sampai sel baterai.
“IBC juga ditugaskan melakukan peran sebagai pendorong untuk ekosistem baterai EV karena sudah investasi, antara lain di Gesits,” kata Hendi.
Seperti diketahui, IBC menguasai 53,93 persen saham PT Wika Industri Manufaktur (WIKA), produsen motor listrik Gesits. Hal ini setelah IBC resmi mengakuisisi saham milik PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON), anak usaha dari PT WIKA pada Desember 2022. Maka, IBC memiliki saham mayoritas di Gesits. (Syarif)