Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
NIKEL.CO.ID, 20 Desember 2021-Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa setelah ada kebijakan pemerintah tentang pelarangan ekspor bijih nikel dalam bentuk raw material, ke depan menyusul bauksit dan timah akan diterapkan kebijakan yang sama.
Menurut Bahlil, nikel dibutuhkan sebagai bahan baku baterai termasuk peralatan mobil listrik (electric vehicles) yang sedang booming di mancanegara, selain sebagai bahan baku stainless steel.
“Jadi, kita nggak usah heran apabila nikel Indonesia banyak diincar oleh negara-negara lain. Kita tidak akan lagi ekspor (bijih nikel-red), walaupun Uni Eropa menghantam kita,” kata Bahlil di Nusa Dua, Bali, Minggu (19/12/2021).
Bahlil mengatakan, kebutuhan nikel di dunia sebesar 22 sampai 24% ada di Indonesia. Indonesia memiliki kandungan dan produksi nikel terbesar di dunia. Ia mengklaim, kualitas nikel Indonesia pun yang paling terbaik di dunia.
Ia menuturkan, komponen bahan baku baterai untuk menggerakkan kendaraan listrik terdiri dari empat komponen. Yaitu nikel, kobalt, mangan, dan lithium. Mayoritas bahan baku baterai itu ada di Indonesia.
Karena itu, investor, baik dari dalam maupun luar negeri, tertarik menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia atau dengan swasta untuk proyek pengembangan baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.
“Saat ini Indonesia sedang serius mengembangkan program mobil listrik. Sebagai langkah awal kita harus membangun dulu pabrik baterai untuk ke mobil listrik,” ujar Bahlil.
Ia mengakui bahwa untuk membangun pabrik mobil listrik tidak bisa dilakukan oleh hanya Pemerintah Indonesia. Maka, pemerintah mengajak investor agar dapat ikut mengembangkan program tersebut.
Bahli mengatakan, Kementerian Investasi telah menyiapkan berbagai strategi agar dapat menarik investasi untuk baterai dan mobil listrik di Indonesia. Saat ini Menteri Investasi/Kepala BKPM sedang gencar promosi untuk menarik investor. Bahlil berharap agar kementerian/lembaga terkait dapat mempermudah proses perizinan bagi investor yang ingin menjalin kerja sama dalam proyek baterai dan kendaraan listrik. (Herkis/Syarif)