Beranda Berita Nasional Mengapa Smelter Freeport Dibangun di Gresik, Bukan Papua?

Mengapa Smelter Freeport Dibangun di Gresik, Bukan Papua?

821
0
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)
smelter freeport
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)
JAKARTA, NIKEL.CO.ID

Mengapa Smelter Freepot dibangun di Gresik, bukan di Papua? Sungguh itu pertanyaan sederhana tapi dalam. Pertanyaan ini pula yang dilontarkan masyarakat Papua kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, sebagaimana diungkapkannya dalam akun Twitternya, @bahlillahadalia, 28 Oktober 2021 lalu.

“Pembangunan smelter Freeport di Gresik sudah diputuskan sejak tahuan 2017-2018. Pertimbangannnya, infrastruktur yang dianggap waktu itu belum memenuhi, termasuk di dalamnya adalah listrik,” ungkap Bahlil.

Sekarang ini, katanya menjelaskan, kapasitas produksi Freeport itu cooper-nya (tembaga) 3 juta, dengan rincian 1,3 juta untuk memenuhi pabrik mereka yang sudah ada di Gresik, sedangkan yang 1,7 juta itu yang baru dibangun kemarin di JIIPE (Java Integrated Industrial and Ports Estate), yang sudah di-groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo.

“Saya sudah melakukan komunikasi intensif dengan Bapak Presiden. Saya sudah melaporkan harapan teman-teman di Papua, yakni keinginan agar pembangunan smelter dibangun di Papua,” ujarnya.

Ie menerangkan, pihaknya sudah merumuskan langkah-langkah komprehensif antara PT Freeport  dengan Kementerian BUMN, yang akan meningkatkan kapasitas produksi  Freeport dari cooper 3 juta menjadi 3,8 juta, atau lebih. Hal tersebut juga sudah dikomunikasikan dengan Menteri ESDM.

Kita, ke depannya, sambungnya, kita akan rencanakan membangun smelter di Papua dan ini sudah menjadi bagian dari apa yang telah diprogramkan. Jadi, ia beraharap teman-teman di Papua dan saudara-saudara saya, bapak-bapak dorang, kakak-kakak dorang, nanti insyallah doakan agar secepatnya kapasitas produksi cooper Freeport ditingkatkan dari 3 juta hingga 3,8 juta atau 4 juta. Dari itulah kemudian kita akn bangun smelter-nya di Papua.

“Bapak-bapak dorang punya hati sama dengan saya. Saya tahu itu sejak saya masuk anggota kabinet. Saya sudah memperjuangkan ini agar salah satu smelter Freeport dibangun di Papua. Cuman satu saja saya mohon kalau sudah ada kebijakan mohon kita dukung baik-baik. Jangan belum lagi kita buat sudah mulai kita orang punya cara-cara yang ini ‘palang ini, palang ini’. Ya kalau kita main begitu, nanti investor susah masuk. Tapi saya pikir bisa kita selesaikan secara kekeluargaan, secara baik-baik,” kata menteri kelahiran Banda, Maluku Tengah, Provinsi Maluku itu menjelaskan. (Rus/Fia)

Artikulli paraprakMenteri Erick Thohir Inginkan Indonesia Battery Corporation Jadi Pemain Utama Global
Artikulli tjetërInvestasi Smelter Nikel Jangan Dikuasai China